Minggu, 18 Maret 2012

DIET ALA RASULULLAH DAPAT MEMPERPANJANG UMUR!!!

Kita masyarakat Barat yang tidak mengamati dan tidak mencontoh adab makan yang diajarkan Islam, akhirnya menderita banyak penyakit. Mereka yang mematuhi kebiasaan makan menurut Islam akan sehat, dan mereka yang meniru cara makan Barat yang buruk akan sakit. Kebiasaan sehat dalam adab makan Islam seharusnya ditiru oleh masyarakat Barat
(Profesor Hans-Heinrich Reckeweg, M.D., ahli toksikologi, Biological Therapy Vol.1 No.2, 1983)

.

“Sumber dari segala obat adalah menjaga makanan” (Hadits)
“1/3 perut untuk makanan, 1/3nya lagi untuk makanan, dan 1/3 sisanya untuk udara”. Kita mungkin sudah akrab dengan diet anjuran Rasul yang satu ini. Bisa jadi kita lakukan, atau kita abaikan. Namun sudah tahukah kita, kalau berbagai penelitian masa kini menemukan bahwa diet tersebut dapat memperpanjang umur seseorang?
Pada masa Rasulullah, ada seorang tabib yang dikirim dari Mesir ke Madinah sebagai tanda persahabatan. Namun delapan bulan kemudian, tabib ini akhirnya pulang lagi ke Mesir. Bukan karena ia tidak betah—justru ia sangat akrab dan dikenal baik oleh masyarakat di Madinah—melainkan karena selama delapan bulan ia bertugas di Madinah tak ada satupun orang sakit yang datang untuk berobat ke tempat prakteknya. Sedangkan di Mesir, jasanya mungkin lebih dibutuhkan. Sebelum pulang, tabib ini berpamitan kepada Rasulullah dan bertanya pada beliau apa rahasia umat Rasulullah selalu terlihat sehat dan tak pernah sakit. Maka Rasulullah menjawab “kami adalah umat yang tidak makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kenyang”.
Mungkin kita ingat kalau Rasulullah SAW pernah bersabda pula dalam riwayat lain :
“Tidaklah sekali-sekali manusia memenuhi sebuah wadah pun yang lebih berbahaya dari perutnya. Cukuplah bagi anak Adam beberapa suap makanan untuk menegakkan tubuhnya. Jika ia harus mengisinya, maka sepertiga (bagian lambung) untuk makanannya, sepertiga lagi untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya (udara)” (Hadits Riwayat Tirmidzi, berpredikat shahih)
14 abad setelah hadits-hadits tersebut keluar, kini penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa diet ala Rasul tersebut dapat memperpanjang umur seseorang, disebut juga sebagai diet anti-aging calorie restriction (diet pembatasan kalori atau diet rendah kalori). Namun sebenarnya cara makan yang dalam bahasa planet Nibiru disebut “diet calorie-restriction” ini (bahkan digembar-gemborkan berasal dari Barat), masih menggunakan dasar diet Islam “berhenti sebelum kenyang” yang diajarkan Rasulullah.

1. Salah satu pembuktian hadits “cukuplah bagi anak Adam beberapa suap untuk menegakkan tubuhnya” : bahwa dalam suatu penelitian UCLA tahun 2005, tikus yang mendapatkan ransum dengan jumlah kalori yang hanya cukup untuknya bertahan hidup, ternyata hidup lebih panjang dari tikus yang mendapat ransum dengan porsi dan kalori biasa.
2. Salah satu pembuktian hadits  “1/3 untuk makanan, 1/3 untuk air, dan 1/3 untuk udara” : Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan. (Porsi makanan yang dimaksud adalah “porsi makan sampai kenyang” yang biasa dikonsumsi orang sehari-hari.)
3. Penemuan Kalluri Suba Rao, ahli biologi molekuler (2004) :  Makan sedikit memungkinkan tubuh untuk lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri, sehingga kegiatan perbaikan DNA, membuang zat-zat toksin keluar tubuh, dan regenerasi sel-sel rusak dengan sel sehat dapat berlangsung lebih optimal—Sedangkan apabila kita makan banyak melebihi batasan, maka tubuh akan lebih sibuk dengan kegiatan katabolisme (menguraikan makanan-makanan itu dalam tubuh) dan “tidak sempat” memperbaiki dirinya sendiri. Inilah salah satu pengundang berbagai penyakit seperti darah tinggi, kolesterol, dll yang dapat memperpendek umur manusia zaman sekarang.
4. Pendapat salah satu ilmuwan UCLA yang meneliti diet ini, bahwa “dengan diet ini saja, manusia tidak memerlukan lagi konsumsi suplemen seumur hidupnya, karena diet ini lebih kuat dari suplemen”
Bila Anda rajin-rajin browsing situs kesehatan dari luar negeri, banyak sekali berita dan penelitian terbaru mengenai diet ala Rasulullah ini—yang sedang hangat dibicarakan sejak 10 tahun terakhir. Banyak para ahli kesehatan dan ilmuwan sepakat bahwa diet ini adalah diet anti-aging terbaik yang pernah ada; daripada sekadar membatasi pada makanan tertentu dan mengonsumsi suplemen-suplemen yang diiklankan. Jadi, kata siapa diet Rasulullah udah ketinggalan jaman!!!
Diet Apaaa????
Prinsip diet calorie restriction ada dua : (1) Makan dalam porsi lebih sedikit atau dibatasi sehingga jangan sampai kekenyangan (lebih kurang seperti kata Rasul tentang 1/3 bagian perut untuk makanan); dan (2) Yang paling utama dan terpenting dalam diet ini, memotong asupan kalori. Orang dewasa normal biasanya mengonsumsi 2000 kalori per hari, maka mulai sekarang kurangi jumlah asupan kalori sebanyak kurang lebih sepertiganya, misalnya menjadi 1200 kalori/hari. Biasanya hal ini secara otomatis dapat diperoleh dengan memotong porsi makanan.
Namun patut diingat : memotong kalori, tidak berarti memotong jumlah asupan nutrien lain. Jadi, dengan porsi makanan yang tidak banyak, tetap harus memenuhi nutrien penting untuk tubuh seperti protein, vitamin, dan mineral-mineral. Jadi bukan sembarangan makan sedikit, seperti hanya makan kerupuk seharian misalnya.
Dan perlu diketahui juga, diet calorie restriction ini tidak untuk anak-anak, ibu hamil, orang-orang anoreksia dan orang yang memiliki masalah kekurangan gizi berat, sebab bisa jadi diet ini membahayakan mereka. Diet ini dapat dimulai pada minimal umur 25 tahun hingga ke atas.
Diet calorie-restriction ditemukan tahun 1930 di mana saat itu ditemukan bahwa pengurangan kalori pada tikus dapat meningkatkan umur hidupnya dari 24 bulan menjadi 46 bulan. Penelitian yang sama juga dilakukan pada monyet, lalat buah, ikan, anjing, dan hewan lain; dan hasilnya pun tak jauh berbeda. Misalnya, tikus yang diberikan ransum rendah kalori (yang hanya cukup untuknya bertahan hidup) secara signifikan hidup lebih panjang (20-40%) daripada tikus yang diberi ransum biasa. Penelitian ini memberikan hasil sama ketika diulang. Bukti pada percobaan tikus ini sangat nyata. Pada tahun 2006, Christiaan Leeuwenburgh dari Institute of Aging Universitas Florida menemukan bahwa mengurangi porsi makan sebanyak 8% saja dapat mencegah banyak kerusakan organ akibat penuaan dan mengurangi kalori 20 – 40% dapat berefek signifikan terhadap perpanjangan umur pada tikus.
Penelitian lain di UCLA tahun 2005 oleh Phelan, “tikus hidup lebih lama ketika porsi makanan mereka dikurangi 10%. Dikurangi 20% porsinya, mereka malah hidup lebih lama lagi. Dikurangi 50%, mereka juga masih dapat hidup lebih lama. Namun bila dikurangi 60%, mereka akan kelaparan dan mati”. Jadi jelas, diet ini tidak sama dengan cara makan anoreksia (melaparkan diri secara berlebih-lebihan karena takut kegemukan).
Itu tadi pada tikus. Lalu bagaimana dengan manusia?
Jawabannya adalah : ya, bekerja. “Makanlah dalam porsi 15% lebih sedikit mulai umur 25 tahun dan Anda dapat menambah 4,5 tahun lebih panjang pada umur Anda”, demikian pernyataan Eric Ravussin, peneliti kesehatan manusia pada Pennington Biomedical Research Center, Louisiana. Ia juga mengajukan bahwa pengurangan kalori 8% saja per hari dapat memberi efek signifikan pada peningkatan kesehatan tubuh.
Bagaimana kerja diet calorie-restriction ini memperpanjang umur, masih menjadi banyak kajian ilmiah. Misalnya pada penelitian yang dilakukan oleh Kalluri Suba Rao (2004), ditemukan bahwa diet ini dapat mencegah kerusakan DNA dan memperbaiki kinerja otak. Ketika umur kita meningkat, sel-sel tubuh kita juga ikut menua, dan kerusakan DNA akan lebih sering terjadi sehingga meningkatkan resiko penyakit degeneratif, termasuk penurunan kinerja saraf. Diet Rasul ini juga dapat meningkatkan aktivitas enzim yang terkait dengan perbaikan DNA (DNA repair).
Hal itu menurut Rao karena dengan porsi makan dan kalori yang lebih sedikit, tubuh dapat lebih “berkonsentrasi” memperbaiki dirinya sendiri seperti dengan melakukan perbaikan DNA dan membuang racun-racun keluar tubuh, daripada disibukkan oleh bekerja keras karena “mencerna banyak makanan”. Tubuh sesungguhnya memiliki kemampuan untuk memperbaiki dirinya sendiri dari kerusakan-kerusakan dalam, namun makan terlalu banyak dapat menghalangi hal tersebut. [saya rasa mungkin seperti ini juga mekanisme puasa/shaum dalam menjaga kesehatan tubuh]. Hasil temuan Rao ini diumumkan di Journal of Molecular and Cellular Biochemistry (2004).
Apabila kerusakan DNA dapat dicegah, maka penyakit-penyakit degeneratif lain yang terkait dengan penuaan dapat dicegah. “Ada banyak sekali bukti bahwa membatasi kalori dapat menurunkan resiko Anda terjangkit penyakit modern seperti diabetes, kanker, dan penyakit jantung”, ujar peneliti Universitas Saint Louis, Edward Weiss.
Weiss sendiri pernah meneliti sekelompok wanita dan pria paruh baya yang sehat dan bukan perokok (50 – 60tahun) dengan dibagi dalam tiga kelompok : kelompok diet calorie-restriction, kelompok yang berolahraga, dan kelompok kontrol (yang tidak melakukan keduanya). Kelompok diet calorie-restriction diberi diet 700 – 500 kalori per hari (normalnya seorang dewasa sehat mendapat asupan 2000 kalori per hari), sedangkan kelompok olahraga diberi diet biasa (2000 kalori) ditambah berolahraga. Hasilnya, kelompok diet calorie-restriction memiliki tingkat kesehatan yang sama dengan kelompok olahraga. Bahkan, kelompok diet calorie-restriction memiliki kadar hormon tiroid T3 (triiodotironin) paling rendah dan tingkat metabolisme lebih rendah. Kadar T3 yang lebih rendah mengakibatkan pelambatan penuaan jaringan tubuh, sedangkan tingkat metabolisme rendah mengakibatkan penurunan radikal bebas dalam tubuh.
Cukup Dengan Mengatur Makanan
Selain rentang umur lebih lama, ada beberapa keuntungan lain yang dapat diperoleh dari diet anjuran Rasul ini, seperti menurunkan kolesterol, menghindarkan obesitas, mencegah stroke, mencegah penimbunan lemak perut, sekaligus menguatkan daya seksual lebih lama. “Sebenarnya cukup dengan diet ini saja, Anda tak perlu lagi mengonsumsi suplemen-suplemen untuk mencegah penuaan atau penyakit. Karena diet ini efeknya lebih kuat dari suplemen. No patent, no gimmicks”, ujar Phelan, ahli kesehatan dari UCLA. Ia menganalogikan diet ini dengan lilin. Lilin dengan api yang kecil akan meleleh lebih lama daripada lilin dengan api besar.
Penemuan diet ini tentu saja menjadi paradoks dari kondisi dunia sekarang. Data U.S Centers for Disease Control and Prevention menunjukkan bahwa 70% orang Amerika Serikat mengalami kelebihan berat badan dan 60% penduduk dunia mengalami kelebihan berat badan. 30% penyebab dari penyakit-penyakit modern (kanker, stroke, darah tinggi, jantung) pun adalah makanan. Di mana-mana kita melihat iklan untuk menurunkan berat badan jauh lebih banyak daripada iklan menambah berat badan. Sekedar sharing, ketika saya membuka Livescience saja untuk mengakses artikel diet calorie-restriction ini, ada sekitar 12 iklan sekaligus di 1 halaman situs itu saja yang menawarkan untuk “menurunkan berat badan”, “mengurangi kebuncitan”. Banyak ahli gizi sepakat bahwa fenomena kelebihan berat badan ini disebabkan orang-orang dapat mengakses makanan di mana saja, kapan saja, walau mereka tidak merasa lapar sekalipun. Tentu ada baiknya kita mengikuti kembali anjuran Rasul :
dengan diet Rasul, tidak perlu lagi mengikuti iklan ini
dengan diet Rasul, tidak perlu lagi mengikuti iklan ini
“Sesungguhnya termasuk sikap berlebihan adalah apabila kamu makan setiap kali kamu menginginkannya” (Hadits Riwayat Ibnu Majah)
Para peneliti memperingatkan bahwa diet ini tidak membuat hidup selamanya (immortality) seperti yang digembar-gemborkan beberapa media massa, dan untuk tidak terlalu muluk berharap mencapai umur 200 tahun dengan diet ini. Yang terpenting bukanlah umur panjang itu sendiri, melainkan hidup sehat lebih lama.
Barangsiapa di antara kalian mendapati pagi dalam keadaan sehat wal afiat pada tubuhnya, aman dalam perjalanannya, dan memiliki makanan untuk hari yang akan dilaluinya, maka seakan-akan dunia ini menjadi miliknya.” (HR tirmidzi dan ibnu majah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar