Jumat, 17 Februari 2012

Angin yang Mengawinkan


Dalam sebuah ayat Al Quran disebutkan sifat angin yang mengawinkan dan terbentuknya hujan karenanya. “Dan Kami telah meniup angin untuk mengawinkan dan Kami turunkan hujan dari langit lalu Kami beri minum kamu dengan air itu dan sekali kali bukanlah kamu yang menyimpannya.” (Al Quran, 15:22).

  Dalam ayat ini ditekankan bahwa fase pertama dalam pembentukan hujan adalah angin. Hingga awal abad ke 20, satu-satunya hubungan antara angin dan hujan yang diketahui hanyalah bahwa angin yang menggerakkan
awan. Namun penemuan ilmu meteorology modern telah menunjukkan peran ‘mengawinkan’ dari angin dalam pembentukan hujan.

  Nah, sebelum dibahas lebih jauh, apa itu angin?
  Angin adalah udara yang bergerak akibat adanya perbedaan tekanan udara dengan arah aliran angin dari tempat yang memiliki tekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah atau dari daerah yang memiliki suhu / temperatur rendah ke wilayah bersuhu tinggi.

  Bagaimana angina bisa terjadi?
  Angin memiliki hubungan yang erat dengan sinar matahari karena daerah yang terkena banyak paparan sinar mentari akan memiliki suhu yang lebih tinggi serta tekanan udara yang lebih rendah dari daerah lain di sekitarnya sehingga menyebabkan terjadinya aliran udara. Angin juga dapat disebabkan oleh pergerakan benda sehingga mendorong udara di sekitarnya untuk bergerak ke tempat lain.



  Nah, sekarang kembali ke topik awal
  Fungsi mengawinkan dari angin ini terjadi sebagaimana berikut:
  Di atas permukaan laut dan samudera, gelembung udara yg tak terhitung jumlahnya terbentuk akibat pembentukkan buih. Pada saat gelembung-gelembung ini pecah, ribuan partikel kecil dengan diameter seperseratus millimeter, terlempar ke udara. Partikel-partikel ini, yang dikenal sebagai aerosol, bercampur dengan debu daratan yg terbawa oleh angin dan selanjtnya terbawa ke lapisan atas atmosfer.

  Partikel-partikel ini dibawa naik lebih tinggi ke atas oleh angin dan bertemu dengan uap air di sana. Uap air mengembun di sekitar partake-partikel ini dan berubah menjadi butiran-butiran air. Butiran-butiran air ini mula-mula berkumpul dan membentuk awan dan kemudian jatuh ke Bumi dalam bentuk hujan.

  Sebagaimana terlihat, angin ‘mengawinkan’ uap air yang melayang di udara dengan partikel-partikel yang dibawanya dari laut dan akhirnya membantu pembentukan awan hujan. Pada keadaan jenuh uap air (awan) itu akan menjadi bintik-bintik air yang selanjutnya akan turun dalam bentuk hujan, salju, dan es.



  Apabila angin tidak memiliki sifat ini, butiran-butiran air di atmosfer bagian atas tidak akan pernah terbentuk dan hujanpun takkan pernah terjadi.

  Air yang jatuh dalam berbagai bentuk melalui proses hujan tadi akan bergerak ke dalam tanah melalui celah-celah dan pori-pori tanah dan batuan menuju muka air tanah. Air dapat bergerak akibat aksi kapiler, atau air dapat bergerak secara horizontal atau vertical di bawah permukaan hingga air tersebut memasuki kembali system air permukaan. Air permukaan ini lah yg biasa kita manfaatkan sebagai air minum, untuk memasak maupun berbagai kebutuhan manusia lainnya.

  Nah, kawan telah terbukti bahwa peran angina dalam pembentukan hujan ternyata sangatlah penting dan hal ini telah dinyatakan berabad-abad yang lalu dalam sebuah ay dalam Al Quran. Padahal saat itu manusia hanya mengetahui sedikit saja tentang fenomena alam ini. Subhanallah…
  Wassalam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar