Jumat, 31 Agustus 2012

Riset Medis: BANYAK BERDOA, MAKIN SEHAT

Pernah diperdebatkan di kalangan medis, bahwa berdoa mempunyai dampak positif bagi kesehatan. Berbagai riset pun dilakukan untuk membuktikan itu. Sebagian kalangan menyangsikan adaanya pengaruh doa terhadap penyembuhan dari penyakit atau kesehatan, karena penelitian yang pernah dilakukan masih membuahkan hasil yang tidak pasti dan tidak konsisten. Sebuah jurnal kesehatan di Florida, AS bernama Newsmax Health beberapa waktu lalu (6/4/2012) menurunkan artikel bejudul Proof of the Healing Power of Prayer (Bukti Kekuatan Penyembuhan dari Doa). Artikel tersebut mengulas hasil-hasil riset terbaru yang dilakukan di berbagai rumah sakit di AS yang membuktikan bahwa kepercayaan terhadap Tuhan dan rajin berdoa dapat menyebabkan hidup lebih sehat, lebih bahagia dan menambah umur.

Dr. Harold G. Koenig, Direktur Pusat Spiritualitas,  Teologi dan Kesehatan dari universitas Duke dilansir menyatakan bahwa penelitian menunjukkan berdoa bisa mengurangi resiko sakit dan bagi mereka yang sakit, berdoa akan membantunya sembuh lebih cepat. Lebih dari 1500 kajian medis membuktikan bahwa mereka yang lebih agamis cenderung hidup lebih sehat secara fisik dan mental. 150 Penelitian tentang korelasi antara kesehatan dan aktifitas sepiritual, 85 mengatakan bahwa mereka yang rajin beribadah dan berdoa mempunyai umur yang lebih panjang. Dr. Koening juga merujuk dua penelitian yang dilakukan oleh Universitas Californaia di San Fransisco Medical Center menunjukkan bahwa berdoa memberikan dampak positif kapada penderita AIDS. Mereka yang rajin berdoa menginap di rumah sakit tiga kali lebih lama dari penderita penyakit biasa, sedangkan mereka yang tidak melakukan doa bisa menginap enam kali lebih lama.

Lepas dari bukti-bukti saintific tersebut, sebagai seorang muslim, kita meyakini do’a adalah kekuatan yang luar biasa. Rasulullah s.a.w. menegaskan “Doa adalah otak dari ibadah” [Tirmidzi], “Tidak ada yang lebih mulia di mata Allah selain berdoa” [Hakim]. Kita tahu bahwa semua aktifitas kehidupan kita adalah ibadah kalau kita pandai-pandai meniatkannya. Kalau semua aktifitas kita adalah ibadah dan inti ibadah adalah berdoa, maka sebenarnya kehidupan kita ini adalah berdo’a. Berdo’a sejatinya adalah harapan kepada yang lebih baik dari Allah s.w.t. Kalau kita berharap sesuatu yang istimewa, maka tidaklah layak kalau hanya duduk-duduk dan menengadahkan tangan tanpa usaha dan kerja keras. Maka berdo’a juga sejatinya tidaklah sempurna tanpa usaha dan kerja keras kita.

Maka Rasulullah s.a.w. juga menegaskan “Doa adalah senjata orang mukmin, tiang agama dan cahaya langit dan bumi” [Hakim]. Tentu tidak mungkin kita bisa mewujudkan itu hanya dengan menengadahkan tangan, tetapi harus dengan upaya dan jerih payah kita baik fisik maupun mental. Maka sebenarnya itulah letak kekuatan doa, bahwa ia menjadi mesin pendorong yang dahsyat bagi segala bentuk usaha dan upaya manusia.

Maka orang-orang yang berdoa adalah orang yang dekat dengan Allah dan dicintai Allah s.w.t. sebagaimana dalam firmanNya Allah “Dan Tuhanmu berfirman: "Berdo’alah kepada-Ku, niscaya akan Kukabulkan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku  akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina". [Ghafir:60] “Dan Aku lebih dekat dari urat leher” [Qaaf:16]. Dan orang yang dekat dengan Allah s.w.t. tersebut pastilah orang tinggi imannya, sangat percaya kepada Allah dan pekerja keras.

Berdoa, akan bermanfaat manakala makanan minuman kita bersih dan halal. Kalau makanan dan minuman yang kita konsumsi tidak halal akan menghambat terkabulnya do’a tersebut. Sebaik-baik makanan yang halal adalah yang sehat dan bermanfaat bagi badan kita. Dalam sebuah hadist Rasulullah s.a.w. mengatakan “Sesungguhnya Allah adalah Dzat yang baik dan tidak menerima kecuali yang baik. Ada cerita seorang lelaki bepergian sampai lusuh, ia berdo’a mengangkat tangannya ke langit seraya berkata Ya Tuhanku, Ya Tuhanku, tetapi makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dia diberi makanan haram, bagaimana do’anya akan dikabulkan” [Muslim:2393].

Maka dalam doa sebenarnya tersimpan tiga elemen penting dalam kehidupan, yaitu harapan dan kepercayaan kepada Allah SWT, usaha yang gigih dan itu tidak akan terwujud tanpa makanan yang halal dan sehat. Itulah mengapa orang yang rajin berdoa dan melakukan do’a dengan benar, berpotensi untuk lebih sehat dan lebih panjang umurnya.

Muhammad Niam

PERNAHKAH KAU MERASA HATIMU HAMPA

“Ya“, dalam hatiku. Hampa banget deh ketika sholat wajib udah mulai telat-telat waktunya, ketika sholat malam kebablasan, ketika sholat dhuha-nya terkalahkan oleh aktivitas, ketika satu hari nggak bercengkrama dengan Al-Qur’an, dan masih banyak lagi yang bikin hati ini hampa …

Ibarat mobil yang perlu minum BBM biar terus jalan, perlu Oli biar mesinnya jalannya tokcer, perlu sesekali dicuci biar kotoran-kotoran yang menempel di badan mobil dan kaca hilang dan kembali bersih … Maka Diri kita pun tidak jauh berbeda dengan layaknya mobil yang perlu dimaintenance … biar nggak kotor, bau, njamur, dll …



layaknya mobil, hati juga perlu lho … Nih, islam menawarkan “PAHE – PAKET HATI BERSIH” , kalo bisa sih semua dijalanin, sepaket gitu lho … biar muanteb pula hasilnya , PAHE ini terdiri dari beberapa menu berikut :

1. Sholat Wajib nya diusahakan sebisa mungkin di awal waktu , berjamaah , syukur2 bisa menunggu waktu sholat di masjid, sip banget tuh … tau nggak , “Jika dia masuk masjid, dia dianggap seperti orang yang sholat selama dia menanti sholat. Malaikat bershalawat kepadanya selama dia berada di tempat sholatnya, ‘Ya Allah ampunilah dia, ya Allah kasihanilah dia, selama dia tidak berbuat aniaya dan berhadats“, (HR.Muttafaq ‘Alaihi)

2. Sholat Sunnahnya, coba di cek … Sholat malam and Sholat Dhuhanya, kelewatan nggak … dijamin deh, kalo udah sholat malam dan sholat dhuha, ditambah sholat sunnah rawatib … hari-hari kita kan terasa lapang, nggak hampa lagi …jaminan mutu 101 % :D , bagaimana nggak lapang, kalo tiap malem kita curhat abis-abisan kepada Allah, nangis sampai berliter2 … minta sepuas-puasnya , kalo sholat dhuha … insya Allah bikin rezeki kita lebih barokah lho … terus.. terus, terus terus !! terusin aja sendiri … maksudku , jalanin dulu, baru tahu khasiatnya :D

3. Tilawah Al-Qur’an, kalopun satu hari cuman 1 halaman, itu udah bagus kok, apalagi kalo ditambah baca arti dan dipahami makna-makna yang terkandung dalam ayat-ayat suci itu … bikin segerrrr men… seger bin sejuk bin adem lho .. belum lagi ada bonus nya lho .. kalo 1 huruf dilipatgandakan 10x kebaikannya, bagaimana kalo 1 halaman, apalagi 1 juz tiap hari …. :D

4. Sedekah, nggak usah muluk2 harus ribuan ato puluhan ribu, kalopun Anda bersedekah 500 perak, tapi istiqomah , itu insya Allah lebih disukai oleh Allah. coba sediakan kotak amal kecil2 di rumah / kamar anda, setiap hari, entah 500 ato seribu , ato sesekali 10.000 ribu, masukkan aja di kotak amal anda, nah, kalo udah 1 bulan ato 2 bulan

… coba deh, diitung, terus cari kotak amal di masjid ato ke panti asuhan terdekat, masukin ato sumbangin ke siapapun yang bener2 membutuhkan … yakin deh. .. bikin hati mu bakalan terasa plong ...and nggak usah dipikirin terus jumlahnya, penting ikhlasin aja .. Allah nanti yang akan mbalas kok … dan JANGAN TAKUT MISKIN DENGAN BERSEDEKAH … TAKUTLAH JADI KAYA:D DENGAN BERSEDEKAH ….

5. Dzikir … inget Allah, hati yang berdzikir, lisan yang basah karena dzikir, dan jasad yang berhiaskan akhlak yang baik juga termasuk dzikir … yaitu selalu menggunakan apa yang ada dalam diri kita untuk tetep inget pada Allah ‘Azza Wa Jalla, wherever kalo bahasa kampung saya … :D , “Dan ingatlah, dengan mengingat Allah , dapat menentramkan hati” ..(Ar-Ra’d : 28)

6. Puasa , ada puasa sunnah senin kamis, daud, pertengahan bulan, dan masih banyak lagi fasilitas-fasilitas yang Allah sediakan untuk membersihkan kerak-kerak yang ada di hati kita … dengan menahan lapar, dengan merasakan apa yang dirasakan oleh saudara2 kita yang sedang kelaparan … Sehat lahir batin, itu udah diuji lho oleh dokter, lokal maupun interlokal …. puasa itu bikin sehat !!! dijamin deh

7. Menjalin Ukhuwah dan Silaturrahim, ukhuwah itu bikin hati yang sedang gelisah jadi lebih terhibur, teringat akan canda tawa, tausiyah penyejuk hati seorang kawan seperjuangan, terngiang pengalaman rihlah bersama, itu bikin hati yang sedang lesu jadi tambah semangat lagi … bener nggak ?? Di sisi lain, orang yang menjalin dan menghubungkan tali sillaturrahim itu, dapet banyak reward dari Allah, salah satunya, umur nya barokah, dan juga harta yang barokah juga …

Nah, kira-kira 7 menu PAHE itulah yang mungkin sedap untuk kita nikmati bersama … dan saya yakin, kalo sepaket PAHE ini terus kita jalani, insha Allah … hati hampa ?? no way la yaw… ^ _ ^

Semoga bermanfaat bagi yang membacanya ...

Jangan jadi gelas apabila mampu menjadi danau

Seorang guru mendatangi seorang muridnya ketika wajahnya belakangan ini selalu tampak murung.

Kenapa kau selalu murung, nak?

Bukankah banyak hal yang indah di dunia ini?

Ke mana perginya wajah bersyukurmu? ? sang Guru bertanya.

Guru, belakangan ini hidup saya penuh masalah. Sulit bagi saya untuk tersenyum. Masalah datang seperti tak ada habis-habisnya, jawab sang murid muda.

Sang Guru terkekeh. ?Nak, ambil segelas air dan dua genggam garam.

Bawalah kemari. Biar kuperbaiki suasana hatimu itu.

Si murid pun beranjak pelan tanpa semangat. Ia laksanakan permintaan gurunya itu, lalu kembali lagi membawa gelas dan garam sebagaimana yang diminta.

Coba ambil segenggam garam, dan masukkan ke segelas air itu, kata Sang Guru. ?
Setelah itu coba kau minum airnya sedikit.

Si murid pun melakukannya. Wajahnya kini meringis karena meminum air asin.

Bagaimana rasanya?? tanya Sang Guru.

Asin, dan perutku jadi mual, jawab si murid dengan wajah yang masih meringis.

Sang Guru terkekeh-kekeh melihat wajah muridnya yang meringis keasinan.

Sekarang kau ikut aku.Sang Guru membawa muridnya ke danau di dekat tempat mereka. Ambil garam yang tersisa, dan tebarkan ke danau.?

Si murid menebarkan segenggam garam yang tersisa ke danau, tanpa bicara. Rasa asin di mulutnya belum hilang. Ia ingin meludahkan rasa asin dari mulutnya, tapi tak dilakukannya. Rasanya tak sopan meludah di hadapan mursyid, begitu pikirnya.

Sekarang, coba kau minum air danau itu,kata Sang Guru sambil mencari batu yang cukup datar untuk didudukinya, tepat di pinggir danau.

Si murid menangkupkan kedua tangannya, mengambil air danau, dan membawanya ke mulutnya lalu meneguknya. Ketika air danau yang dingin dan segar mengalir di tenggorokannya, Sang Guru bertanya kepadanya, Bagaimana rasanya??

Segar, segar sekali,kata si murid sambil mengelap bibirnya dengan punggung tangannya. Tentu saja, danau ini berasal dari aliran sumber air di atas sana . Dan airnya mengalir menjadi sungai kecil di bawah.

Dan sudah pasti, air danau ini juga menghilangkan rasa asin yang tersisa di mulutnya.

Terasakah rasa garam yang kau tebarkan tadi??

Tidak sama sekali,kata si murid sambil mengambil air dan meminumnya lagi. Sang Guru hanya tersenyum memperhatikannya, membiarkan muridnya itu meminum air danau sampai puas.

Nak, kata Sang Guru setelah muridnya selesai minum. Segala masalah dalam hidup itu seperti segenggam garam. Tidak kurang, tidak lebih. Hanya segenggam garam. Banyaknya masalah dan penderitaan yang harus kau alami sepanjang kehidupanmu itu sudah dikadar oleh Tuhan, sesuai untuk dirimu. Jumlahnya tetap, segitu-segitu saja, tidak berkurang dan tidak bertambah. Setiap manusia yang lahir ke dunia ini pun demikian. Tidak ada satu pun manusia, walaupun dia seorang Nabi, yang bebas dari penderitaan dan masalah.?

Si murid terdiam, mendengarkan.

Tapi Nak, rasa asin dari penderitaan yang dialami itu sangat tergantung dari besarnya hati yang menampungnya. Jadi Nak, supaya tidak merasa menderita, berhentilah jadi gelas. Jadikan hati dalam dadamu itu jadi sebesar danau....
Dan selalulah bisa mempunyai hati yg selalu bisa mengucap syukur untuk segala hal yg terjadi dalam hidup kita.

PUKULAN TELAK PRESIDEN MESIR KEPADA IRAN DAN REZIM SYRIA

Sambutan Presiden Mesir DR. Mohammad Mursi pada Pertemuan KTT Non Blok di Iran. Setelah menuai berbgai kontroversi, Presiden Mesir memutuskan untuk menghadiri KTT Non Blok yang diadakan di Iran.
http://www.youtube.com/watch?v=pL4dWbQUZjU

Beliau memulai sambutannya dengan puji-pujian kepada ALLAH Subhanahu wa Ta'ala. Dan shalawat kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu alaihi wasallam., ahlul bait, para sahabat, tabi'in, dan siapa saja yang mengikuti mereka dengan ihsan sampai hari kiamat.

Kemudian beliau melanjutkan dengan mendoakan keempat khulafaur Rasyidin, dengan berkata : "Ya Allah, ridhailah keempat pemimpin kami, Abu Bakar, Umar, Utsman, dan Ali.

Isyu Palestina
Setelah menyampaikan dukungan beliau terhadap perjuangan Rakyat Palestina melawan penjajah Yahudi, dan harapan beliau agar semua pihak bersatu, menjauhkan semua perbedaan2 yang dapat melemahkan kekuatan mereka. Begitu juga dukungan penuh Mesir terhadap semua usaha pihak Palestina untuk bergabung di keanggotaan PBB.

Setelah itu Presiden Mursi, melanjutkan dengan penyampaian sikap Mesir terhadap krisis kemanusiaan di Suria.

Isyu Syria
Hadirin yang mulia, Sesungguhnya solidaritas kita bagi rakyat Suria dalam menghadapi rezim zhalim yang telah melampaui batas, rezim yang telah kehilangan hak kekuasaannya, adalah tuntutan wajib dari sisi akhlak, lebih dari sekedar tuntutan politis atau strategis.

Berangkat dari keyakinan dan harapan kita akan masa depan cerah bagi Suria. Maka wajib atas Kita semua untuk mendeklarasikan dukungan penuh tanpa cacat, bagi perjuangan para penuntut keadilan dan kebebasan di Suria. Kita juga harus menerjemahkan rasa simpati kita ke dalam gerakan politik tegas, mendukung peralihan revolusi damai menuju pemerintahan demokrasi yang memenuhi harapan seluruh rakyat Suria ; keadilan, kebebasan dan persamaan.

Dalam kesempatan yang sama, kita harus menjaga Suria, agar tidak terjerumus dalam perang saudara, atau terjebak dalam jurang pemecahan daerah atau tabrakan rasialis.

Inilah alasan urgensi penyatuan semua gerakan oposisi, dengan menjamin perlindungan hak-hak asasi rakyat Suria, tanpa adanya pembedaan atau keberpihakan , juga menjaga persatuan dan perdamaian semua wilayah dan bagi rakyat Suria tercinta.

Mesir menyatakan siap secara penuh untuk bekerja sama dengan semua pihak demi menghentikan penumpahan darah, mencapai sikap yang jelas menyusun dasar-dasar berdirinya Suria Baru yang merdeka, sebagai batu loncatan menuju pembangunan dan kemajuan yang diidam-idamkan oleh segenap rakyat Suria yang tulus bagi Negara, bangsa, keluarga, dan sejarahnya.

Mesir sudah memluai terobosan ini pada Muktamar Makkah di akhir Ramdhan yang baru saja berlalu, dengan menyeru semua pihak terkait untuk mengambil langkah nyata, menciptakan solusi yang tepat, agar dapat keluar dari ujian yang menimpa rakyat Suria.

Aliran darah di Suria adalah tanggung jawab kita semua. Kita harus menyadari, bahwa tumpahan darah ini, tidak akan berhenti tanpa partisipasi kita semua untuk menghentikannya.
-------------
Setelah mendengar pidato ini, mayoritas pengamat politik Islam menilai kehadiran Presiden Mesir Di KTT NonBlok ini, lebih besar maslahatnya daripada memboikotnya. Sebab dia telah berhasil menyampaikan aspirasi rakyat Muslim, sekaligus menjatuhkan tekanan langsung kepada Iran, pendukung utama rezim Basyar Asad.

Pidato ini juga dianggap sebagai tamparan keras ke wajah Iran dan para pendukungnya. Diberitakan, utusan pemerintah Suria langsung walk out setelah mendengar pidato Mursi. (http://anbacom.com/news.php?action=show&id=18248 ).
Amat disyangkan, Ali Khamane'i dan Ahmadi Nejad, tidak menggubris sedikitpun masalah Suria dalam sambutannya. ( http://www.akhbaralaalam.net/?aType=haber&ArticleID=54150 )

Bukti Keberadaan Pemuja Setan (SATANISM)

Oleh: Henry Makow Ph.D.

Kemanusiaan telah dijajah oleh sebuah kelompok pemuja Setan, yaitu Illuminati. Umat manusia dikuasai oleh sistem setan. Kita berada di bawah serangan psikologis yang seca
ra terus-menerus dilakukan oleh musuh yang tak terlihat, yaitu Okultisme. Masyarakat dunia sudah memikul belenggu berupa "kebenaran politik," yang tidak lain merupakan sebuah konsep Partai Komunis.

Tentu saja, ini bukan gambaran yang disajikan oleh media massa. Illuminati menggunakan media massa untuk menipu dan menghinakan derajat kemanusiaan kita.



Illuminati adalah para bankir Kabalis Yahudi dan jaringan mereka yang luas yaitu Freemason, mereka mengendalikan kartel bisnis, pemerintahan, badan intelijen, gereja, think tank .. dan hampir disegala bidang penting lainnya.

Mereka menggunakan utang untuk memperbudak umat manusia di bawah dispensasi Setan. Lihatlah simbolisme pada Olimpiade London 2012 dan jika Anda masih meragukan hal ini. (Lihat lebih lanjut di sini dan klik linknya.) "http://www.worldempirebook.com/#/2012-olympics/4567777767"

Illuminati bertanggung jawab atas keberadaan Komunisme, (negara sebagai pengganti yang memungkinkan para bankir untuk memiliki segalanya.) Komunisme merupakan milik Pemuja Setan yang sama.

Di Dunia Barat, tujuan Komunis dimajukan di bawah label "Liberalisme."

Dalam Protocols of Zion, para bankir Kabalis mengatakan bahwa mereka harus merusak "semua identitas kolektif goyim, kecuali mereka sendiri." Keempat tatanan dari identitas manusia adalah agama, ras, bangsa dan keluarga.

Mereka merusak keluarga dengan menyabotase peran gender dan lembaga pernikahan.

Mereka memperkenalkan "seks bebas," "feminisme," "hak-hak gay" dan "pernikahan gay" untuk menghancurkan norma-norma heteroseksual dan kelembagaannya.

Siapa yang bisa menyangkal bahwa mereka telah melakukan semuanya ini? Siapa yang bisa menyangkal bahwa mereka merupakan sang "pembenci" nyata yang merusak kehidupan jutaan manusia?

Mereka memutar balikan semua fakta kejahatan ini dan mengatakannya sebagai "kemajuan," "perubahan sosial," "kebebasan dari penindasan," "kemerdekaan." Mereka membuat sesuatu nampaknya seperti kejadian-kejadian spontan yang terjadi di akar rumput, padahal sebenarnya hal tersebut merupakan rekayasa sosial yang dibikin elit.

Siapa yang akan menyerang cinta-kasih antara suami dan istri yaitu dengan mengajarkan kepada perempuan bahwa laki-laki adalah pemerkosa dan pernikahan adalah merupakan "penindasan"? Yang mengajarkan merekalah tentulah si Pemuja Setan.

Siapa yang akan mendefinisikan ulang lembaga pernikahan yang disucikan oleh 98% dari jumlah penduduk, siapa yang akan mengakomodasi keinginan yang jumlahnya kurang dari 5% untuk melakukan perubahan lembaga perkawinan? Tentu saja si Pemuja Setan.

Siapapun yang menyangkal keberadaan Tuhan dan tatanan alam serta tertib moral maka ia telah masuk selangkah untuk kemudian menjadi Pemuja Setan. Ateisme sedang meningkat di Amerika Serikat.

Mereka Menentang Tuhan

Tujuan yang ada di dalam pemikiran para Pemuja Setan (yaitu Illuminati) adalah untuk mengubah tatanan alam serta tertib moral Anda, dalam beberapa cara yang tidak jelas, atau dikenal mereka menyanggah perbedaan gender manusia dalam menjelaskan alam secara keseluruhan. Tujuannya adalah untuk menunjukkan bahwa mereka tidak menghormati aturan, hukum Sang Maha Pencipta dengan melakukan segala cara dan bentuk setiap perilaku yang tidak wajar menyimpang dan bejat.

Dengan demikian, mereka menyerang segala sesuatu yang sehat, alami, murni dan baik.

Mereka menggunakan dan mengembangkan penyakit, perang, penyelewengan fungsi dan penyimpangan untuk kepentingan mereka sendiri. Mereka mendorong pergaulan bebas, pedofilia, pornografi, dan akhirnya sifat kebinatangan manusia.

Perang. Hanya Setan yang bisa memulainya.

Mereka menyebutnya "mengubah dunia." Mereka adalah "agen-agen perubahan."

Namun apakah dunia menjadi lebih baik keadaannya?

Tidak, karena "mengubah dunia" yang sebenarnya menurut mereka berarti perubahan sepanjang garis kebijakan Setan. Dan itulah bagi mereka merupakan makna dari "kemajuan."

Sumber: Henry Makow Ph.D

Faedah Dari Sopir Taxi yang Rajin Menghafal Al-Qur'an

Baru kali ini ketika naik taxi, kami mendapatkan suasana berbeda. Di dalam taxi kami hanya sekitar 10 menit, namun beberapa pelajaran sudah kami dapatkan dari seseorang yang pekerjaannya sopir (yang mungkin dianggap remeh oleh sebagian orang).

Ia pertama kali membaca surat Yusuf pada ayat-ayat yang berbicara tentang saudara-saudara Yusuf yang menceritakan pada ayah mereka bahwa Yusuf telah dimakan serigala. Saya lantas bertanya, “Engkau menghafalkan Al Qur’an?” “Ia betul”, jawabnya. “Berapa juz yang engkau hafal?”, tanya saya kembali. “Lima juz”, jawabnya. Ia menambahkan,
“Namun saya hanya menghafalkannya di taxi.” “Masya Allah, itu sudah luar biasa”, tutur saya. Lantas setelah itu saya bertanya mengenai asal daerahnya. Ia menjawab bahwa ia berasal dari Ethiopia (negeri Habasyah). Dahulu, di Habasyah terdapat raja Najasyi yang masuk Islam dan mati di tengah-tengah orang Nashrani. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukan shalat ghoib untuk raja tersebut. Saya pun bertanya apa bahasa yang digunakan di Ethiopia. Ia menjawab ada dua bahasa. Satunya adalah bahasa Ethiopia dan bahasa daerah di sana. Saya pun kagum dengan bahasa Arabnya yang fasih. Ia menjawab bahwa yang bisa berbahasa Arab di Ethiopia hanyalah orang-orang yang pernah belajar. Ia pun sendiri lulusan syari’ah di Ethiopia. Di dalam taxi pun ia memberikan nasehat-nasehat berharga kepada saya tentang hafalan Qur’an dengan menyebutkan kalam Imam Syafi’i.

Pertemuan yang amat singkat, namun membuatku sangat terkesan. Ada beberapa faedah yang bisa saya ambil dari perjumpaan dengan sopir tersebut:

Pertama: Siapa pun bisa menghafalkan Al Qur’an tergantung dengan kemauan dirinya. Kita lihat saja seorang sopir yang begitu sibuk bisa sempat menghafal Al Qur’an.

Kedua: Kesibukan kita bisa diisi dengan menghafal Al Qur’an. Di sela-sela pekerjan sebenarnya bisa kita isi dengan memutar kaset murothal dan kita simak. Lama kelamaan kita pun bisa menghafalnya.

Ketiga: Tidak ada alasan untuk menghafal Al Qur’an apa pun kesibukan kita, mau sopir, pembantu rumah tangga, pekerja kantor ataukah seorang mahasiswa.

Keempat: Isilah waktu-waktu senggang dengan hal bermanfaat, sempatkan untuk menghafalkan Al Qur’an.

Kelima: Profesi apa pun bisa saja menjadi hafiz Al Qur'an dengan izin Allah, tidak mesti dipersyaratkan cerdas.

Keenam: Waktu luang juga sempatkan untuk berdakwah dan memberi nasehat pada orang lain. Semisal sopir taxi tadi saat kerja pun masih menyempatkan diri untuk memberikan nasehat pada hamba yang penuh kekurangan ilmu ini.

Ketujuh: Walau sedikit dari Al Qur’an yang baru dihafal, namun yang penting kontinu dan istiqomah dalam menghafal dan mengulang-ngulangnya.

Walau 10 menit, faedah di atas sungguh membangkitkan jiwa ini. Sungguh benar kata para ulama, jika kita bertemu dengan orang sholeh, hati pun menjadi tenang. Gundah gulana pun akan sirna.

Al Fudhail bin ‘Iyadh berkata,

نَظْرُ المُؤْمِنِ إِلَى المُؤْمِنِ يَجْلُو القَلْبَ

“Pandangan seorang mukmin kepada mukmin yang lain akan mengilapkan hati.”[1] Maksud beliau adalah dengan hanya memandang orang sholih, hati seseorang bisa kembali tegar. Oleh karenanya, jika orang-orang sholih dahulu kurang semangat dan tidak tegar dalam ibadah, mereka pun mendatangi orang-orang sholih lainnya.

‘Abdullah bin Al Mubarok mengatakan, “Jika kami memandang Fudhail bin ‘Iyadh, kami akan semakin sedih dan merasa diri penuh kekurangan.”

Ja’far bin Sulaiman mengatakan, “Jika hati ini ternoda, maka kami segera pergi menuju Muhammad bin Waasi’.”[2]

Ibnul Qayyim mengisahkan, “Kami (murid-murid Ibnu Taimiyyah), jika kami ditimpa perasaan gundah gulana atau muncul dalam diri kami prasangka-prasangka buruk atau ketika kami merasakan sempit dalam menjalani hidup, kami segera mendatangi Ibnu Taimiyah untuk meminta nasehat. Maka dengan hanya memandang wajah beliau dan mendengarkan nasehat beliau serta merta hilang semua kegundahan yang kami rasakan dan berganti dengan perasaan lapang, tegar, yakin dan tenang”.[3]

Semoga faedah dan teladan yang kami torehkan ini semakin menyemangati kami dan pembaca sekalian untuk gemar menghafal Al Qur’an dan menjadi lebih baik hari demi hari.

Silakan simak Keutamaan Menjadi Penghafal Al Qur'an.

Wallahu waliyyut taufiq.

@ Ummul Hamam, Riyadh, KSA, 10 Shafar 1433 H

MENEBAR KEANGKUHAN MENUAI KEHINAAN.....

Masih berkaca pada untaian nasihat Luqman Al-Hakim kepada anaknya. Menjelang akhir nasihatnya, Luqman melarang sang anak dari sikap takabur dan memerintahkannya untuk merendahkan diri (tawadhu’).
Luqman berkata kepada anaknya:
وَلاَ تُصَعِّرْ خَدَّكَ لِلنَّاسِ وَلاَ تَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحاً إِنَّ اللهَ لاَ يُحِبُّ كُلَّ مُخْتاَلٍ فَخُوْرٍ

“Dan janganlah engkau memalingkan wajahmu dari manusia (karena sombong), dan janganlah berjalan dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang yang angkuh dan menyombongkan diri.” (Luqman: 18)



Demikian Luqman melarang untuk memalingkan wajah dan bermuka masam kepada orang lain karena sombong dan merasa dirinya besar, melarang dari berjalan dengan angkuh, sombong terhadap nikmat yang ada pada dirinya dan melupakan Dzat yang memberikan nikmat, serta kagum terhadap diri sendiri.

Karena Allah tidak menyukai setiap orang yang menyombongkan diri dengan keadaannya dan bersikap angkuh dengan ucapannya. (Taisirul Karimir Rahman hal. 649)

Pada ayat yang lain Allah melarang pula:
وَلاَ تَمْشِ فِي اْلأَرْضِ مَرَحاً إِنَّكَ لَنْ تَخْرِقَ اْلأَرْضَ وَلَنْ تَبْلُغَ الْجِباَلَ طُوْلاً

“Dan janganlah berjalan di muka bumi dengan sombong, karena sesungguhnya engkau tak akan dapat menembus bumi dan tidak akan mencapai setinggi gunung.” (Al-Isra`: 37)

Demikianlah, seseorang dengan ketakaburannya tidak akan dapat mencapai semua itu. Bahkan ia akan menjadi seorang yang terhina di hadapan Allah dan direndahkan di hadapan manusia, dibenci, dan dimurkai.

Dia telah menjalani akhlak yang paling buruk dan paling rendah tanpa menggapai apa yang diinginkannya.
(Taisirul Karimir Rahman, hal. 458)

KEHINAAN

Inilah yang akan dituai oleh orang yang sombong. Dia tidak akan mendapatkan apa yang dia harapkan di dunia maupun di akhirat.
‘Amr bin Syu’aib meriwayatkan dari ayahnya dari kakeknya dari Nabi shalallahu alaihi wa sallam:
يُحْشَرُ الْمُتَكَبِّرُوْنَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ أَمْثاَلَ الذَّرِّ فِيْ صُوْرَةِ الرِّجاَلِ، يَغْشاَهُمُ الذُّلُّ مِنْ كُلِّ مَكاَنٍ، يُسَاقُوْنَ إِلَى سِجْنٍ مِنْ جَهَنَّمَ يُسَمَّى بُوْلَسَ، تَغْلُوْهُمْ ناَرٌ مِنَ اْلأَنْياَرِ، وَيُسْقَوْنَ مِنْ عُصَارَةِ أَهْلِ النَّارِ طِيْنَةِ الْخَباَلِ

“Orang-orang yang sombong dikumpulkan pada hari kiamat seperti semut-semut kecil dalam bentuk manusia, diliputi oleh kehinaan dari segala arah, digiring ke penjara di Jahannam yang disebut Bulas, dilalap oleh api dan diberi minuman dari perasan penduduk neraka, thinatul khabal.1”
(HR. At-Tirmidzi, dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 434)

Bahkan seorang yang sombong terancam dengan kemurkaan Allah. Demikian yang kita dapati dari Rasulullah, sebagaimana yang disampaikan oleh seorang shahabat mulia,
‘Abdullah bin ‘Umar :
مَنْ تَعَظَّمَ فِي نَفْسِهِ أَوِ اخْتَالَ فِي مِشْيَتِهِ لَقِيَ اللهَ عَزَّ وَجَلَّ وَهُوَ عَلَيْهِ غَضْبَانُ

“Barangsiapa yang merasa sombong akan dirinya atau angkuh dalam berjalan, dia akan bertemu dengan Allah k dalam keadaan Allah murka terhadapnya.”

(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy- Syaikh Al-Albani dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 427)

Kesombongan (kibr) bukanlah pada orang yang senang dengan keindahan.

Akan tetapi, kesombongan adalah menentang agama Allah dan merendahkan hamba-hamba Allah.

Demikian yang dijelaskan oleh Rasulullah tatkala beliau ditanya oleh ‘Abdullah bin ‘Umar, “Apakah sombong itu bila seseorang memiliki hullah2 yang dikenakannya?”

Beliau menjawab, “Tidak.” “Apakah bila seseorang memiliki dua sandal yang bagus dengan tali sandalnya yang bagus?” “Tidak.”

“Apakah bila seseorang memiliki binatang tunggangan yang dikendarainya?” “Tidak.”

“Apakah bila seseorang memiliki teman-teman yang biasa duduk bersamanya?” “Tidak.”

“Wahai Rasulullah, lalu apakah kesombongan itu?” Kemudian beliau menjawab:
سَفَهُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Meremehkan kebenaran dan merendahkan manusia.”

(HR. Ahmad, dishahihkan oleh Asy-Syaikh Al-Albani t dalam Shahih Al-Adabul Mufrad no. 426)

Tak sedikit pun Rasulullah membuka peluang bagi seseorang untuk bersikap sombong.

Bahkan beliau senantiasa memerintahkan untuk tawadhu’.

‘Iyadh bin Himar menyampaikan bahwa Rasulullah bersabda:
إِنَّ اللهَ أَوْحَى إِلَيَّ أَنْ تَوَاضَعُوا حَتَّى لاَ يَفْخَرَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ وَلاَ يَبْغِيَ أَحَدٌ عَلَى أَحَدٍ

“Sesungguhnya Allah mewahyukan kepadaku agar kalian bersikap tawadhu’ hingga tidak seorang pun menyombongkan diri atas yang lain dan tak seorang pun berbuat melampaui batas terhadap yang lainnya.”
(HR. Muslim no. 2865)

Berlawanan dengan orang yang sombong, orang yang berhias dengan tawadhu’ akan menggapai kemuliaan dari sisi Allah, sebagaimana yang disampaikan oleh shahabat yang mulia, Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda:
وَمَا تَوَاضَعَ أَحَدٌ للهِ إِلاَّ رَفَعَهُ اللهُ

“Dan tidaklah seseorang bersikap tawadhu’ karena Allah, kecuali Allah akan mengangkatnya.” (HR. Muslim no. 2588)

Tawadhu’ karena Allah ada dua makna.

Pertama,

merendahkan diri terhadap agama Allah, sehingga tidak tinggi hati dan sombong terhadap agama ini maupun untuk menunaikan hukum- hukumnya.

Kedua,

merendahkan diri terhadap hamba-hamba Allah k karena Allah, bukan karena takut terhadap mereka, ataupun mengharap sesuatu yang ada pada mereka, namun semata-mata hanya karena Allah.

Kedua makna ini benar.

Apabila seseorang merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan mengangkatnya di dunia dan di akhirat.

Hal ini merupakan sesuatu yang dapat disaksikan dalam kehidupan ini. Seseorang yang merendahkan diri akan menempati kedudukan yang tinggi di hadapan manusia, akan disebut-sebut kebaikannya, dan akan dicintai oleh manusia. (Syarh Riyadhish Shalihin, 1/365)

Tak hanya sebatas perintah semata, kisah-kisah dalam kehidupan Rasulullah banyak melukiskan ketawadhu’an beliau.

Beliau adalah seorang manusia yang paling mulia di hadapan Allah. Meski demikian, beliau menolak panggilan yang berlebihan bagi beliau.

Begitulah yang dikisahkan oleh Anas bin Malik tatkala orang-orang berkata kepada Rasulullah, “Wahai orang yang terbaik di antara kami, anak orang yang terbaik di antara kami! Wahai junjungan kami, anak junjungan kami!” Beliau pun berkata:
يَا أَيُّهَا النَّاسُ عَلَيْكُمْ بِقَوْلِكُمْ وَلاَ يَسْتَهْوِيَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ، إِنِّي لاَ أُرِيْدُ أَنْ تَرْفَعُوْنِي فَوْقَ مَنْزِلَتِي الَّتِي أَنْزَلَنِيهِ اللهُ تَعَالَى، أَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللهِ عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

“Wahai manusia, hati-hatilah dengan ucapan kalian, jangan sampai kalian dijerumuskan oleh syaitan.

Sesungguhnya aku tidak ingin kalian mengangkatku di atas kedudukan yang diberikan oleh Allah ta’ala bagiku.
Aku ini Muhammad bin ‘Abdillah, hamba-Nya dan utusan-Nya.”

(HR. An- Nasa`i dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah, dikatakan dalam Ash-Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 786: hadits shahih menurut syarat Muslim)

Anas bin Malik mengisahkan:
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَزُوْرُ اْلأَنْصَارَ فَيُسَلِّمُ عَلَى صِبْيَانِهِمْ وَيَمْسَحُ بِرُؤُوْسِهِمْ وَيَدْعُو لَهُمْ

“Rasulullah biasa mengunjungi orang-orang Anshar, lalu mengucapkan salam pada anak-anak mereka, mengusap kepala mereka dan mendoakannya.”

(HR An. Nasa`i, dikatakan dalam Ash- Shahihul Musnad fi Asy-Syamail Muhammadiyah no. 796: hadits hasan)

Ketawadhu’an Rasulullah ini menjadi gambaran nyata yang diteladani oleh para shahabat.

Anas bin Malik pernah melewati anak-anak, lalu beliau mengucapkan salam pada mereka.

Beliau mengatakan:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَفْعَلُهُ

“Nabi biasa melakukan hal itu.”
(HR. Al-Bukhari no. 6247 dan Muslim no. 2168)

Memberikan salam kepada anak-anak ini dilakukan oleh Nabi n dan diikuti pula oleh para shahabat beliau g. Hal ini merupakan sikap tawadhu’ dan akhlak yang baik, serta termasuk pendidikan dan pengajaran yang baik, serta bimbingan dan pengarahan kepada anak-anak, karena anak-anak apabila diberi salam, mereka akan terbiasa dengan hal ini dan menjadi sesuatu yang tertanam dalam jiwa mereka.
(Syarh Riyadhish Shalihin, 1/366-367)

Pernah pula Abu Rifa’ah Tamim bin Usaid zmenuturkan sebuah peristiwa yang memberikan gambaran ketawadhu’an Nabi serta kasih sayang dan kecintaan beliau terhadap kaum muslimin:
اِنْتَهَيْتُ إِلَى رَسُولِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَخْطُبُ، فَقُلْتُ : يَا رَسُولَ اللهِ، رَجُلٌ غَرِيْبٌ جَاءَ يَسْأَلُ عَنْ دِيْنِهِ لاَ يَدْرِي مَا دِيْنُهُ؟ فَأَقْبَلَ عَلَيَّ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَتَرَكَ خُطْبَتَهُ حَتَّى انْتَهَى إِلَيَّ فَأُتِيَ بِكُرْسِيٍّ، فَقَعَدَ عَلَيْهِ، وَجَعَلَ يُعَلِّمُنِي مِمَّا عَلَّمَهُ اللهُ، ثُمَّ أَتَى خُطْبَتَهُ فَأَتَمَّ آخِرَهَا

“Aku pernah datang kepada Rasulullah n ketika beliau berkhutbah. Lalu aku berkata, ‘Wahai Rasulullah, seorang yang asing datang padamu untuk bertanya tentang agamanya, dia tidak mengetahui tentang agamanya.’

Maka Rasulullah pun mendatangiku, kemudian diambilkan sebuah kursi lalu beliau duduk di atasnya. Mulailah beliau mengajarkan padaku apa yang diajarkan oleh Allah. Kemudian beliau kembali melanjutkan khutbahnya hingga selesai.” (HR. Muslim no. 876)

Begitu banyak anjuran maupun kisah kehidupan Rasulullah yang melukiskan ketawadhu’an beliau.

Demikian pula dari para shahabat. Tinggallah kembali pada diri ayah dan ibu. Jalan manakah kiranya yang hendak mereka pilihkan bagi buah hatinya?

Mengajarkan kerendahan hati hingga mendapati kebahagiaan di dua negeri, ataukah menanamkan benih kesombongan hingga menuai kehinaan di dunia dan akhirat?

Wallahu ta’ala a’lamu bish-shawab.

Barakallahufikum ....

Kamis, 30 Agustus 2012

Hayoooo.... Yg bukan mahram,...nggak boleh buncengan yak!! Haram!!

Khalwat ini memang salah satu pintu gerbang paling favorit bagi syetan untuk menyeret manusia ke dalam lembah zina. Dan yang namanya pintu gerbang, seseorang yang masuk melewatinya tidak lantas langsung sampai ke titik zina,tapi paling tidak dia sudah ada di jalan yang benar untuk segera sampai ke wilayah zina. Saking tegasnya Islam melarang berkhalwat antara laki-laki dan wanita yang bukan mahram, sampai-sampai mereka yang berkhalwat sudah ditetapkan bahwa di antara mereka berdua pastilah hadir peserta ketiga yaitu syetan

Rasulullah bersabda :"Janganlah seorang lelaki berkhalwat dengan seorang wanita karena yang ketiganya adalah syetan"(HR Ibnu Majah dan Ahmad)

Dalam prakteknya, khalwat itu bisa saja terjadi dengan beragam bentuknya. Bisa dalam bentuk makan-makan di rumah makan, jalan-jalan, wisata, bicara bisnis, rapat, curhat, bahkan bisa terjadi lewat suara di telepon, sms, chatting dan sebagainya.
Khusus tiga yang terakhir ini memang tidak terjadi khalwat secara fisik, tapi hakikat berkhalwat sebenarnya bisa saja terjadi...sperti yg sering ana temui,baik rekan fb maupun bukan.sdh beberapa kali di dpt kasus yg demikian.bernazhor dgn cara,janjian,ketemuan dijalan,akhirnya berboncengan pergi ke suatu tempat.spertinya ini sudah tdk asing lagi,bahkan sdh mnjadi trend ikhwan - akhwat bernazhor gaya baru kali yaaaa (piss)

Khalwat sama halnya dgn zina,msti mngaku tdk mlakukan apapun,namun ia sudah trmasuk zina....

Zina itu adalah suatu jalan yang buruk dan termasuk ke dalam salah satu dosa besar. Jangankan melakukan zina sendiri, sedangkan mendekatinya saja sudah jelas-jelas dilarang dalam Al-Qur’an yang merupakan firman Allah langsung. Pintu-pintu yang mengarah kepada perbuatan maksiat ini dengan tegas ditutup. Pintu-pintu yang mengarah kepada upaya mendekati zina diantaranya adalah berdua-duaan dengan lawan jenis yang non mahrom.

Dari Jabir Bin Samurah Radhyallahu Anhu, dari Rasulullah brsabda : “Janganlah salah seorang dari kalian berdua-duaan dengan wanita, karena syaitan akan menjadi ketiganya” (Hadits riwayat Ahmad dan Tirmidzi).

...Syaitan akan membuat indah sesuatu yang belum halal dilihat itu. Yang perempuan jadi terlihat jauh lebih cantik, dan yang laki-laki terlihat jadi lebih tampan juga. Detak jantung dibuat lebih cepat karena syaitan telah meniupkan nafsu...

Syaitan akan membuat indah sesuatu yang belum halal dilihat itu. Yang perempuan jadi terlihat jauh lebih cantik daripada biasanya, dan yang laki-laki terlihat jadi lebih tampan juga.

Dari yang semula ngobrol dan saling pandang, jadi ingin menyentuh tangannya. Tak puas hanya tangan yang disentuh, syaitan pun mengajak-ajak agar menyentuh yang lain-lainnya.

Peluang melakukan zina dalam hal ini terbuka lebar karena memang manusia sendirilah yang mengundang syaitan untuk jad pihak ketiga mereka. Tidak ada mahrom bagi si perempuan semakin memudahkan mereka melakukan maksiat yang lebih hot lagi. Bila nafsu birahi menguasai, maka akal sering jadi lupa diri. Keimanan pun meluncur anjlok dikalahkan nafsu dan bisikan syaitan akibat perbuatan manusia sendiri. Dalam kondisi ini, syaitan bertepuk tangan dan tertawa kegirangan karena akan bertambah lagi teman mereka untuk menghuni neraka.
Na’udzubillahim inzalik .

“Telah ditulis bagi setiap Bani Adam bagiannya dari zina, pasti diaakan melakukannya, kedua mata zinanya adalah memandang, keduatelinga zinanya adalah mendengar, lidah(lisan) zinanya adalah berbicara, tangan zinanya adalah memegang, kaki zinanya adalah melangkah, sementara kalbu berkeinginan dan berangan-angan, maka kemaluan lah yang membenarkan atau mendustakan.”

Hadits ini menunjukkan bahwa memandang wanita yang tidak halal untuk dipandang meskipun tanpa syahwat adalah zina mata . Mendengar ucapan wanita (selain istri) dalam bentuk menikmati adalah zina telinga. Berbicara dengan wanita (selain istrinya) dalam bentuk menikmati atau menggoda dan merayunya adalah zina lisan. Menyentuh wanita yang tidak dihalalkan untuk disentuh baik dengan memegang atau yang lainnya adalah zina tangan. Mengayunkan langkah menuju wanita yang menarik hatinya atau menuju tempat perzinaan adalah zina kaki. Sementara kalbu berkeinginan dan mengangan-angan kan wanita yang memikatnya, maka itulah zina kalbu. Kemudian boleh jadi kemaluannya mengikuti dengan melakukan perzinaan yang berarti kemaluannya telah membenarkan; atau dia selamat dari zina kemaluan yang berarti kemaluannya telah mendustakan. (Lihat Syarh Riyadhis Shalihin karya Asy-Syaikh Ibnu ‘Utsaimin, pada syarah hadits no. 16 22)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Demi Allah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian ditusuk dengan jarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma’qil bin Yasar radhiyallahu ‘anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalam Ash-Shahihah no. 226)

Meskipun sentuhan itu hanya sebatas berjabat tangan maka tetap tidak boleh. Aisyah radhiyallahu ‘anha berkata:
“Tidak. Demi Allah, tidak pernah sama sekali tangan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyentuh tangan wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membai’at mereka dengan ucapan (tanpa jabat tangan).” (HR. Muslim)

Aku Menangis untuk Adikku Sebanyak Enam Kali

AKU dilahirkan di sebuah dusun pegunungan yang sangat terpencil. Hari demi hari, orang tuaku membajak tanah kering kuning, dan punggung mereka menghadap ke langit. Aku mempunyai seorang adik, tiga tahun lebih muda dariku. Suatu ketika, untuk membeli sebuah sapu tangan yang kelihatannya semua gadis di sekelilingku membawanya. Aku mencuri lima puluh sen dari laci ayahku. Ayah segera menyadarinya. Beliau membuat adikku dan aku berlutut di depan tembok, dengan sebuah tongkat bambu di tangannya.

“Siapa yang mencuri uang itu?” Beliau bertanya. Aku terpaku, terlalu takut untuk berbicara. Ayah tidak mendengar siapa pun mengaku, jadi beliau mengatakan, “Baiklah, kalau begitu, kalian berdua layak dipukul!” Dia mengangkat tongkat bambu itu tingi-tinggi. Tiba-tiba, adikku mencengkeram tangannya dan berkata, “Ayah, aku yang melakukannya!” Tongkat panjang itu menghantam punggung adikku bertubi-tubi.

Ayah begitu marahnya sehingga ia terus menerus mencambukinya sampai beliau kehabisan nafas. Sesudahnya, beliau duduk di atas ranjang batu bata kami dan memarahi, “Kamu sudah belajar mencuri dari rumah sekarang, hal memalukan apa lagi yang akan kamu lakukan di masa mendatang? … Kamu layak dipukul sampai mati! Kamu pencuri tidak tahu malu!”

Malam itu, ibu dan aku memeluk adikku dalam pelukan kami. Tubuhnya penuh dengan luka, tetapi ia tidak menitikkan air mata setetes pun. Di pertengahan malam itu, saya tiba-tiba mulai menangis meraung-raung. Adikku menutup mulutku dengan tangan kecilnya dan berkata, “Kak, jangan menangis lagi sekarang. Semuanya sudah terjadi.” Aku masih selalu membenci diriku karena tidak memiliki cukup keberanian untuk maju mengaku. Bertahun-tahun telah lewat, tapi insiden tersebut masih kelihatan seperti baru kemarin. Aku tidak pernah akan lupa tampang adikku ketika ia melindungiku. Waktu itu, adikku berusia 8 tahun. Aku berusia 11.

Ketika adikku berada pada tahun terakhirnya di SMP, ia lulus untuk masuk ke SMA di pusat kabupaten. Pada saat yang sama, saya diterima untuk masuk ke sebuah universitas propinsi. Malam itu, ayah berjongkok di halaman, menghisap rokok tembakaunya, bungkus demi bungkus. Saya mendengarnya memberengut, “Kedua anak kita memberikan hasil yang begitu baik, hasil yang begitu baik…” Ibu mengusap air matanya yang mengalir dan menghela nafas, “Apa gunanya? Bagaimana mungkin kita bisa membiayai keduanya sekaligus?”

Saat itu juga, adikku berjalan keluar ke hadapan ayah dan berkata, “Ayah, saya tidak mau melanjutkan sekolah lagi, telah cukup membaca banyak buku.” Ayah mengayunkan tangannya dan memukul adikku pada wajahnya. “Mengapa kau mempunyai jiwa yang begitu lemah? Bahkan jika berarti saya mesti mengemis di jalanan saya akan menyekolahkan kamu berdua sampai selesai!”

Dan begitu kemudian ia mengetuk setiap rumah di dusun itu untuk meminjam uang. Aku menghulurkan tanganku selembut yang aku bisa ke muka adikku yang membengkak, dan berkata, “Seorang anak laki-laki harus meneruskan sekolahnya, kalau tidak ia tidak akan pernah meninggalkan jurang kemiskinan ini.” Aku, sebaliknya, telah memutuskan untuk tidak lagi meneruskan ke universitas.

Siapa sangka keesokan harinya, sebelum subuh datang, adikku meninggalkan rumah dengan beberapa helai pakaian lusuh dan sedikit kacang yang sudah mengering. Dia menyelinap ke samping ranjangku dan meninggalkan secarik kertas di atas bantalku, “Kak, masuk ke universitas tidaklah mudah. Saya akan pergi mencari kerja dan mengirimu uang.”

Aku memegang kertas tersebut di atas tempat tidurku, dan menangis dengan air mata bercucuran sampai suaraku hilang. Tahun itu, adikku berusia 17 tahun. Aku 20. Dengan uang yang ayahku pinjam dari seluruh dusun, dan uang yang adikku hasilkan dari mengangkut semen pada punggungnya di lokasi konstruksi, aku akhirnya sampai ke tahun ketiga (di universitas).

Suatu hari, aku sedang belajar di kamarku, ketika teman sekamarku masuk dan memberitahukan,”Ada seorang penduduk dusun menunggumu di luar sana!” Mengapa ada seorang penduduk dusun mencariku? Aku berjalan keluar, dan melihat adikku dari jauh, seluruh badannya kotor tertutup debu semen dan pasir. Aku menanyakannya, “Mengapa kamu tidak bilang pada teman sekamarku kamu adalah adikku?” Dia menjawab, tersenyum, “Lihat bagaimana penampilanku. Apa yang akan mereka pikir jika mereka tahu saya adalah adikmu? Apa mereka tidak akan menertawakanmu?”

Aku merasa terenyuh, dan air mata memenuhi mataku. Aku menyapu debu-debu di tubuh adikku, dan tercekat dalam kata-kataku, “Aku tidak peduli omongan siapa pun! Kamu adalah adikku apa pun juga! Kamu adalah adikku bagaimana pun penampilanmu…”

Dari sakunya, ia mengeluarkan sebuah jepit rambut berbentuk kupu-kupu. Ia memakaikannya kepadaku, dan terus menjelaskan, “Saya melihat semua gadis kota memakainya. Jadi saya pikir kamu juga harus memiliki satu.” Aku tidak dapat menahan diri lebih lama lagi. Aku menarik adikku ke dalam pelukanku dan menangis dan menangis. Tahun itu, ia berusia 20. Aku 23.

Kali pertama aku membawa sahabatku ke rumah, kaca jendela yang pecah telah diganti, dan kelihatan bersih di mana-mana. Setelah pacarku pulang, aku menari seperti gadis kecil di depan ibuku. “Bu, ibu tidak perlu menghabiskan begitu banyak waktu untuk membersihkan rumah kita!” Tetapi katanya, sambil tersenyum, “Itu adalah adikmu yang pulang lebih awal untuk membersihkan rumah ini. Tidakkah kamu melihat luka pada tangannya? Ia terluka ketika memasang kaca jendela baru itu…”

Aku masuk ke dalam ruangan kecil adikku. Melihat mukanya yang kurus, seratus jarum terasa menusukku. Aku mengoleskan sedikit saleb pada lukanya dan mebalut lukanya. “Apakah itu sakit?” Aku menanyakannya. “Tidak, tidak sakit. Kamu tahu, ketika saya bekerja di lokasi konstruksi, batu-batu berjatuhan pada kakiku setiap waktu. Bahkan itu tidak menghentikanku bekerja dan…” Ditengah kalimat itu ia berhenti. Aku membalikkan tubuhku memunggunginya,dan air mata mengalir deras turun ke wajahku. Tahun itu, adikku 23. Aku berusia 26.

Ketika aku menikah, aku tinggal di kota. Berulang kali suamiku dan aku mengundang orang tuaku untuk datang dan tinggal bersama kami, tetapi mereka tidak pernah mau. Mereka mengatakan, jika meninggalkan dusun, kami tidak akan tahu harus mengerjakan apa. Adikku tidak setuju juga, mengatakan, “Kak, jagalah mertuamu saja. Saya akan menjaga ibu dan ayah di sini.”

Suamiku menjadi direktur di pabriknya. Kami menginginkan adikku mendapatkan pekerjaan sebagai manajer pada departemen pemeliharaan. Tetapi adikku menolak tawaran tersebut. Ia bersikeras memulai bekerja sebagai pekerja reparasi.

Suatu hari, adikku berada diatas sebuah tangga untuk memperbaiki sebuah kabel, ketika ia mendapat sengatan listrik, dan masuk rumah sakit. Suamiku dan aku pergi menjenguknya. Melihat gips putih pada kakinya, saya menggerutu, “Mengapa kamu menolak menjadi manajer? Manajer tidak akan pernah harus melakukan sesuatu yang berbahaya seperti ini. Lihat kamu sekarang, luka yang begitu serius. Mengapa kamu tidak mau mendengar kami sebelumnya?”

Dengan tampang yang serius pada wajahnya, ia membela keputusannya. “Pikirkan kakak ipar–ia baru saja jadi direktur, dan saya hampir tidak berpendidikan. Jika saya menjadi manajer seperti itu, berita seperti apa yang akan dikirimkan?” Mata suamiku dipenuhi air mata, dan kemudian keluar kata-kataku yang sepatah-sepatah: “Tapi kamu kurang pendidikan juga karena aku!” “Mengapa membicarakan masa lalu?” Adikku menggenggam tanganku. Tahun itu, ia berusia 26 dan aku 29.

Adikku kemudian berusia 30 ketika ia menikahi seorang gadis petani dari dusun itu. Dalam acara pernikahannya, pembawa acara perayaan itu bertanya kepadanya, “Siapa yang paling kamu hormati dan kasihi?” Tanpa bahkan berpikir ia menjawab, “Kakakku.” Ia melanjutkan dengan menceritakan kembali sebuah kisah yang bahkan tidak dapat kuingat.

“Ketika saya pergi sekolah SD, ia berada pada dusun yang berbeda. Setiap hari kakakku dan saya berjalan selama dua jam untuk pergi ke sekolah dan pulang ke rumah. Suatu hari, Saya kehilangan satu dari sepasang sarung tanganku. Kakakku memberikan satu dari kepunyaannya. Ia hanya memakai satu saja dan berjalan sejauh itu. Ketika kami tiba di rumah, tangannya begitu gemetaran karena cuaca yang begitu dingin sampai ia tidak dapat memegang sumpitnya. Sejak hari itu, saya bersumpah, selama saya masih hidup, saya akan menjaga kakakku dan baik kepadanya.”

Tepuk tangan membanjiri ruangan itu. Semua tamu memalingkan perhatiannya kepadaku. Kata-kata begitu susah kuucapkan keluar bibirku, “Dalam hidupku, orang yang paling berhak mendapatkan ucapan terima kasih dariku adalah adikku.” Dan dalam kesempatan yang paling berbahagia ini, di depan kerumunan perayaan ini, air mata bercucuran turun dari wajahku seperti sungai.

SUMBER

"10 Ribu Rupiah Membuat Anda Mengerti Cara Bersyukur"

Ada seorang sahabat menuturkan kisahnya. Dia bernama Budiman. Sore itu ia menemani istri dan seorang putrinya berbelanja kebutuhan rumah tangga bulanan di sebuah toko swalayan. Usai membayar, tangan-tangan mereka sarat dengan tas plastik belanjaan.
Baru saja mereka keluar dari toko swalayan, istri Budiman dihampiri seorang wanita pengemis yang saat itu bersama seorang putri kecilnya. Wanita pengemis itu berkata kepada istri Budiman, "Beri kami sedekah, Bu!"



Istri Budiman kemudian membuka dompetnya lalu ia menyodorkan selembar uang kertas berjumlah 1000 rupiah. Wanita pengemis itu lalu menerimanya. Tatkala tahu jumlahnya tidak mencukupi kebutuhan, ia lalu menguncupkan jari-jarinya mengarah ke mulutnya. Kemudian pengemis itu memegang kepala anaknya dan sekali lagi ia mengarahkan jari-jari yang terkuncup itu ke mulutnya, seolah ia ingin berkata, "Aku dan anakku ini sudah berhari-hari tidak makan, tolong beri kami
tambahan sedekah untuk bisa membeli makanan!"

Mendapati isyarat pengemis wanita itu, istri Budiman pun membalas isyarat dengan gerak tangannya seolah berkata, "Tidak... tidak, aku tidak akan menambahkan sedekah untukmu!"
Ironisnya meski tidak menambahkan sedekahnya, istri dan putrinya Budiman malah menuju ke sebuah gerobak gorengan untuk membeli cemilan. Pada kesempatan yang sama Budiman berjalan ke arah ATM center guna mengecek saldo rekeningnya. Saat itu memang tanggal gajian, karenanya Budiman ingin mengecek saldo rekening dia.

Di depan ATM, Ia masukkan kartu ke dalam mesin. Ia tekan langsung tombol INFORMASI SALDO. Sesaat kemudian muncul beberapa digit angka yang membuat Budiman menyunggingkan senyum kecil dari mulutnya. Ya, uang gajiannya sudah masuk ke dalam rekening.
Budiman menarik sejumlah uang dalam bilangan jutaan rupiah dari ATM. Pecahan ratusan ribu berwarna merah kini sudah menyesaki dompetnya. Lalu ada satu lembar uang berwarna merah juga, namun kali ini bernilai 10 ribu yang ia tarik dari dompet. Uang itu Kemudian ia lipat kecil untuk berbagi dengan wanita pengemis yang tadi meminta tambahan sedekah.

Saat sang wanita pengemis melihat nilai uang yang diterima, betapa girangnya dia. Ia pun berucap syukur kepada Allah dan berterima kasih kepada Budiman dengan kalimat-kalimat penuh kesungguhan: "Alhamdulillah... Alhamdulillah... Alhamdulillah... Terima kasih tuan! Semoga Allah memberikan rezeki berlipat untuk tuan dan keluarga. Semoga Allah memberi kebahagiaan lahir dan batin untuk tuan dan keluarga. Diberikan karunia keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Rumah tangga harmonis dan anak-anak yang shaleh dan shalehah. Semoga tuan dan keluarga juga diberi kedudukan yang terhormat kelak nanti di surga...!"

Budiman tidak menyangka ia akan mendengar respon yang begitu mengharukan. Budiman mengira bahwa pengemis tadi hanya akan berucap terima kasih saja. Namun, apa yang diucapkan oleh wanita pengemis tadi sungguh membuat Budiman terpukau dan membisu. Apalagi tatkala sekali lagi ia dengar wanita itu berkata kepada putri kecilnya, "Dik, Alhamdulillah akhirnya kita bisa makan juga....!"
Deggg...!!! Hati Budiman tergedor dengan begitu kencang. Rupanya wanita tadi sungguh berharap tambahan sedekah agar ia dan putrinya bisa makan. Sejurus kemudian mata Budiman membuntuti kepergian mereka berdua yang berlari menyeberang jalan, lalu masuk ke sebuah warung tegal untuk makan di sana.

Budiman masih terdiam dan terpana di tempat itu. Hingga istri dan putrinya kembali lagi dan keduanya menyapa Budiman. Mata Budiman kini mulai berkaca-kaca dan istrinya pun mengetahui itu. "Ada apa Pak?" Istrinya bertanya.

Dengan suara yang agak berat dan terbata Budiman menjelaskan: "Aku baru saja menambahkan sedekah kepada wanita tadi sebanyak 10 ribu rupiah!"

Awalnya istri Budiman hampir tidak setuju tatkala Budiman mengatakan bahwa ia memberi tambahan sedekah kepada wanita pengemis. Namun Budiman kemudian melanjutkan kalimatnya:
"Bu..., aku memberi sedekah kepadanya sebanyak itu. Saat menerimanya, ia berucap hamdalah berkali-kali seraya bersyukur kepada Allah. Tidak itu saja, ia mendoakan aku, mendoakan dirimu, anak-anak dan keluarga kita. Panjaaaang sekali ia berdoa!
Dia hanya menerima karunia dari Allah Swt sebesar 10 ribu saja sudah sedemikian hebatnya bersyukur. Padahal aku sebelumnya melihat di ATM saat aku mengecek saldo dan ternyata di sana ada jumlah yang mungkin ratusan bahkan ribuan kali lipat dari 10 ribu rupiah. Saat melihat saldo itu, aku hanya mengangguk-angguk dan tersenyum. Aku terlupa bersyukur, dan aku lupa berucap hamdalah.

Bu..., aku malu kepada Allah! Dia terima hanya 10 ribu begitu bersyukurnya dia kepada Allah dan berterimakasih kepadaku. Kalau memang demikian, siapakah yang pantas masuk ke dalam surga Allah, apakah dia yang menerima 10 ribu dengan syukur yang luar biasa, ataukah aku yang menerima jumlah lebih banyak dari itu namun sedikitpun aku tak berucap hamdalah."

Budiman mengakhiri kalimatnya dengan suara yang terbata-bata dan beberapa bulir air mata yang menetes. Istrinya pun menjadi lemas setelah menyadari betapa selama ini kurang bersyukur sebagai hamba. Ya Allah, ampunilah kami para hamba-Mu yang kerap lalai atas segala nikmat-Mu

Saking Benci Sahabat Nabi,Channel Tv Iran Potong Terjemah Pidato Mursi

Kamis, 30 Agustus 2012, KTT non-blok diadakan di Teheran, ibukota Iran. Dalam KTT tersebut presiden Mesir, Muhammad Mursi, menyampaikan pidato. Beliau memulai pidatonya dengan shalawat dan salam kepada Nabi kemudian mendoakan keridhoan Allah kepada khulafaurrasyidin, Abu Bakar Umar Utsman dan Ali bin Abi Thalib.

Hal ini membuat para da’i-da’I Mesir, kativis pergerakan Islam dan aktivis Mesir senang karena menganggap ucapan terangt-terangan dari Mursi dalam mendoakan sahabat Nabi di ibukota Iran, yang tidak pernah didengar kecuali makian dan laknat kepada mereka dari orang syiah, menunjukkan sikap Mesir yang baru dan penolakan terhadap semua bentuk penghinaan dan pelecehan terhadap Sahabat mulia. Sampai-sampai ulama Kuwait, Syaikh Hamid Al-'Aliy, menulis syair pujian buat presiden Mursi.

Namun salah satu channel telivisi Iran menerjemahkan pidato Mursi  ke dalam bahasa Persi itu dengan tidak sempurna alias tidak balance. Do’a untuk sahabat Abu Bakar, Umar, Utsman dan Ali tidak disebutkan dalam terjemahan Persi tersebut. Mengapa mereka tdak mau menyebutkan lafazh do’a kepada sahabat mulia Nabi.

Klub Pendukung Palestina Itu Akhirnya Juara Piala Super Spanyol 2012

Real Madrid sukses menyabet gelar Piala Super Spanyol setelah mengalahkan Barcelona 2-1 pada pertandingan kedua di Santiago Bernabeu, Rabu 29 Agustus 2012 (Kamis dini hari WIB).

Klub yang selama ini aktif membantu palestina tersebut langsung menggebrak pertahanan Barcelona di awal babak pertama. Los Blancos julukannya itu bahkan unggul cepat pada menit ke-11 melalui gol Gonzalo Higuain yang berhasil memanfaatkan kesalahan Javier Mascherano.

Tujuh menit kemudian Madrid berhasil menggandakan keunggulan lewat gol Cristiano Ronaldo. Kali ini giliran Gerard Pique yang melakukan kesalahan di lini pertahanan Barcelona.

Berusaha keras untuk menyamakan kedudukan, Barcelona justru harus bermain dengan 10 pemain setelah Adriano diusir wasit pada menit ke-27. Adriano menjadi pemain terakhir yang melanggar Ronaldo saat tinggal berhadapan dengan kiper Victor Valdes.

Dibabak kedua Madrid mendapat peluang emas. Sami Khedira berhasil melewati tiga pemain Barcelona dan melepaskan tendangan. Sayang, tendangan pemain internasional Jerman itu bisa diblok Valdes.

Higuain nyaris mencetak gol keduanya di pertandingan ini pada menit ke-80. Namun, tendangan Higuain usai menerima umpan Xabi Alonso masih membentur tiang gawang.

Menit ke-90 pemain anyar Madrid, Luka Modric, hampir mencetak gol di laga debutnya bersama El Merengues sebutan lain Los Blancos. Setelah menerima umpan tarik Karim Benzema, Modric melepaskan tendangan di depan gawang Valdez. Tapi, tendangannya masih bisa diblok Gerard Pique.

Keunggulan 2-1 Madrid bertahan hingga usai, dan El Real berhasil merebut gelar Piala Super Spanyol dengan keunggulan gol tandang (agregat 4-4) dengan kalah 2-3 di leg pertama. Ini adalah gelar pertama Madrid musim ini.

Perlu diketahui Real Madrid punya kedekatan yang spesial dengan Palestina, selain kebijakan dari klub, para pemainnya juga mempunyai sikap yang sama.

Salah satunya apa yang telah diperbuat Cristiano Ronaldo sang striker Los Blancos tersebut.

ia mengikhlaskan sepatu emas yang diraihnya pada musim 2011 bersama real madrid kepada kepada lembaga amal klubnya. Hal itu dilakukan pemain berjuluk CR7 itu untuk membantu anak-anak Palestina.

Laman Qodsna pada akhir tahun lalu mengabarkan, lembaga amal Real Madrid melelang sepatu emas milik Ronaldo itu hingga 1,4 juta euro alias Rp 16,77 miliar. Uang hasil lelang itu disumbangkan untuk membangun beberapa sekolah yang hancur di sepanjang di Jalur Gaza. Dukungan Pemain Terbaik Dunia pada 2008 tersebut tidak berhenti sampai di situ.

Sebelumnya ketika masih memperkuat tim manchester united, dalam sebuah acara Ronaldo mengenakan kafiyeh alias syal Palestina. Tindakannya itu mendapat kecaman hebat dari lobi-lobi Zionis dan media barat. Beberapa media barat yang berafiliasi dengan Yahudi seakan memusuhinya dan mencitrakan segala keburukannya.

Namun ada juga sebagian media Inggris menyebut aksi Ronaldo itu sebagai bentuk kemanusiaan. Ia menunjukkan kepedulian dan solidaritasnya terhadap krisis Palestina dan warga Jalur Gaza. Ronaldo dikabarkan pernah langsung berkunjung ke tanah pendudukan Palestina pada 2007 dan 2008.

Di sana dia disambut suka cita oleh warga Palestina dan mendapat pengawalan ketat. Tapi lagi-lagi Ronaldo dikecam media yang pemiliknya mendukung kebijakan pemerintah Zionis.

Jadi Orang Aneh, PD aja lagi

“Dunia memang aneh”, gumam Pak Ustadz suatu hari.

“Apanya yang aneh ustadz?” tanya Arif penasaran.

“Tidakkah antum perhatikan disekeliling antum, bahwa dunia menjadi terbolak-balik, tuntunan jadi tontonan, tontonan jadi tuntunan, sesuatu yang wajar dan seharusnya dipergunjingkan, sementara perilaku menyimpang dan kurang ajar malah menjadi pemandangan biasa...”

“Coba antum rasakan sendiri, nanti Maghrib, antum kemasjid, kenakan pakaian yang paling bagus yang antum miliki, pakai minyak wangi, pakai sorban, lalu antum berjalan kemari, nanti antum ceritakan apa yang antum alami...” Kata Pak Ustadz.



Tanpa banyak tanya, Arif melakukan apa yang diperintahkan Pak Ustadz, menjelang maghrib, Arif bersiap dengan mengenakan pakaian dan wewangian dan berjalan menuju masjid yang berjarak sekitar 800m dari rumah.

Belum setengah perjalanan, Arif berpapasan dengan seorang ibu muda yang sedang jalan-jalan sore sambil menyuapi anaknya”

“Aduh, tumben nih rapih banget, kayak pak ustadz, mau kemana sih ? tanya ibu muda itu.

Sekilas pertanyaan tadi biasa saja, karena memang kami saling kenal, tapi ketika dikaitkan dengan ucapan Pak Ustadz diatas, menjadi sesuatu yang lain rasanya;
“Kenapa orang yang hendak pergi ke Masjid dengan pakaian rapih dan memang semestinya seperti itu ditumbenin ?

Kenapa justru orang yang jalan-jalan dan ngasih makan anaknya ditengah jalan, ditengah kumandang adzan maghrib menjadi biasa-biasa saja ?

Kenapa orang ke Masjid dianggap aneh..??

Orang yang pergi ke Masjid akan terasa “aneh” ketika orang-orang lain justru tengah asyik nonton sinetron.

Orang ke Masjid akan terasa “aneh” ketika melalui kerumunan orang-orang yang sedang ngobrol dipinggir jalan dengan suara lantang seolah meningkahi suara panggilan adzan.

Orang ke Masjid terasa “aneh” ketika orang lebih sibuk mencuci motor dan mobilnya yang kotor kehujanan.

Ketika hal itu arif ceritakan ke Pak Ustadz, beliau hanya tersenyum, “Kamu akan banyak menjumpai “keanehan-keanehan” lain disekitarmu..” , kata Pak Ustadz.

“Keanehan-keanehan” disekitar kita..??

Cobalah ketika kita datang ke kantor, kita lakukan shalat sunnah dhuha, pasti akan nampak “aneh” ditengah orang-orang yang sibuk sarapan, baca koran dan ngobrol.

Cobalah kita shalat dhuhur atau Ashar tepat waktu, akan terasa “aneh”, karena masjid masih kosong melompong, akan terasa aneh ditengah-tengah sebuah lingkungan dan teman yang biasa shalat diakhir waktu.

Cobalah berdzikir atau tadabur al qur’an ba’da shalat, akan terasa aneh ditengah-tengah orang yang tidur mendengkur setelah atau sebelum shalat. Dan makin terasa aneh ketika lampu mushola/masjid harus dimatikan agar tidurnya tidak silau dan nyaman.

Orang yang mau shalat malah serasa menumpang ditempat orang tidur, bukan malah sebaliknya, yang tidur itu justru menumpang ditempat shalat.
Aneh bukan..??

Cobalah shalat jum’at lebih awal, akan terasa aneh, karena Masjid masih kosong, dan baru akan terisi penuh manakala khutbah kedua menjelang selesai.

Cobalah antum kirim artikel atau tulisan yang berisi nasehat, akan terasa aneh ditengah-tengah kiriman artikel yang berisi humor, plesetan, asal nimbrung, atau sekedar gue, elu, gue, elu dan test..test, test saja.

Dan masih banyak keanehan-keanehan lainnya, tapi sekali lagi jangan takut menjadi orang “aneh” selama keanehan kita sesuai dengan tuntunan syari’at dan tata nilai serta norma yang benar.

Jangan takut “ditumbenin” ketika kita pergi ke Masjid, dengan pakaian rapih, karena itulah yang benar yang sesuai dengan al Qur’an (Al A’raf:31)

Jangan takut dikatakan “sok alim” ketika kita lakukan shalat dhuha dikantor, wong itu yang lebih baik kok, dari sekedar ngobrol ngalor-ngidul gak karuan.

Jangan takut dikatakan “sok rajin” ketika kita shalat tepat pada waktunya, karena memang shalat adalah kewajiban yang telah ditentukan waktunya terhadap orang-orang beriman.

Maka apabila kamu Telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu Telah merasa aman, Maka Dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa*). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (Annisaa:103) *

Jangan takut untuk shalat jum’at di shaf terdepan, karena perintahnya pun bersegeralah...

Hai orang-orang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat Jum’at, Maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli (1475), yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu Mengetahui. (AlJumu’ah:9)

Jangan takut kirim artikel berupa nasehat, hadits atau ayat-ayat al qur’an, karena itu adalah sebagian dari tanggung jawab kita untuk saling menasehati, saling menyeru dalam kebenaran, dan seruan kepada kebenaran adalah sebaik-baik perkataan...

*Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah*, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata:
” Sesungguhnya Aku termasuk orang-orang yang menyerah diri ?” (Fusshilat:33)

Jangan takut jika artikel kita tidak dibaca, karena memang demikianlah Allah menciptakan ladang amal bagi kita.

Kalau sekali kita menyampaikan, sekali kirim artikel lantas semua orang mengikuti apa yang kita serukan, habis donk ladang amal kita….

Jangan malu menulis status di FB yang berisi tausiyah, tentang kebenaran, ilmu yang bermanfaat, jika memang hal itu bertujuan untuk kebaikan.

Kalau nulis status tentang keluh kesah, marah-marah, humor setiap hari kita bisa kenapa kita mesti risih dan harus berpikir ratusan atau bahkan ribuan kali untuk saling memberi nasehat, aneh nggak sih..??

Jangan malu dibilang sok alim ketika engkau memakai pakaian takwa yang menutup aurat, bukankah yang seharusnya malu adalah mereka yang mempertontonkan aurat mereka.

Jangan malu dibilang gak laku, karena kau tidak punya pacar, bukankah pacaran itu hukumnya haram. Yang seharusnya malu adalah mereka yang hobi melakukan zina dan perbuatan asusila.

Jangan takut dikatain sok pinter, sok menggurui, sok tahu, sok alim, lha wong itu yang disuruh kok, “sampaikan dariku walau satu ayat...”

Mutiara akan tetap jadi mutiara terlepas dari siapapun pengirimnya. Pun sampah tidak akan pernah menjadi emas, meskipun berasal dari tempat yang mewah sekalipun.

Lakukan “keanehan-keanehan” yang sesuai dengan syari’at. Jangan takut mengatakan perkataan yang benar (Al Qur’an & Hadist), meskipun akan terasa aneh ditengah hingar bingarnya bacaan vulgar dan tak bermoral...

Lagi pula kenapa kita harus takut disebut “orang aneh” atau “manusia langka”, jika memang keanehan-keanehan menurut pandangan mereka justru yang akan menyelematkan kita...
Lebih baik dikira aneh oleh manusia daripada aneh menurut Allah, bener gak
Sahabatku selamat jadi orang aneh ya

Seorang Anak Miskin yang Mengguncang Vatikan

Di suatu malam di musim panas tahun 1918 M di perbatasan barat India, tepatnya di salah satu perkampungan miskin di Kota Surat yang menghadap ke Laut Arab, lahirlah seorang anak dari pasangan suami istri muslim. Ia adalah anak pertama mereka ketika mereka sudah mencapai usia tua.

Anak kecil ini hidup sebagaimana kebanyakan anak kecil di perkampungan miskin tersebut, tidak ada yang membedakan antara dirinya dengan lainnya dalam masalah ketergantungannya kepada kedua orang tuanya, tidak juga kecerdasannya. Ia memiliki wajah bulat dan gembung, kulit kehitam-hitaman, tingginya sedang, penuh semangat. Ia selalu kagum dengan segala sesuatu dan tidak ada yang menghentikan derasnya berbagai pertanyaan di kepalanya kecuali jika ia dilkalahkan oleh rasa kantuknya.



Ketika usianya mencapai 9 tahun, bapaknya mempunyai keinginan melakukan perjalanan ke negeri lain untuk bekerja kepada anak pamannya dengan tujuan mencari pekerjaan dan kehidupan yang lebih baik. Terasa berat kehidupan di India karena kepadatan jumlah penduduk yang menakutkan dan di sisi lain sumber-sumber kehidupan pada masa kekuasaan Inggris pada saat itu sedikit sekali. Oleh karena itu ia memberitahukan maksudnya itu kepada istrinya.

Karena sangat mencintai anaknya, maka ia ingin jika anaknya ikut bersamanya dan berjanji kepada istrinya bahwa ia akan kembali setelah setahun. Istrinya pun merelakan kepergiannya dengan berat hati.

Akhirnya, sang bapak melakukan perjalanan dan menetap di Kota Dirban untuk beberapa waktu pada tahun 1927 M. Kota tersebut adalah salah satu kota di Negara Afrika Selatan. Ia berada di bawah tanggungan anak pamannya dan si anak di sekolahkan di sana. Berjalanlah segala sesuatunya dengan tenang. Ketika sudah delapan bulan mereka tinggal disana, dan anaknya menunggu waktu untuk mendapatkan kembali pelukan sang ibu, beberapa hari sesudahnya mereka mendengarkan kabar wafatnya sang ibu dan kembalinya ia ke haribaan -rahimahallah- sang Pencipta. Anak dan bapak ini terpukul dengan kabar tesebut. Akhirnya mereka memutuskan untuk menetap di Afrika Selatan selamanya.

Sang bapak tinggal di bagian selatan kota Dirban, di mana disana ada perkampungan bangsa Negro. Ia melakukan banyak pekerjaan dan mampu menciptakan suasana kebapakan untuk puteranya, seiring dengan usia dan kesehatannya yang mulai berkurang. Setelah tujuh tahun berselang melalui mimpi-mimpi dan cita-citanya untuk hidup lebih baik, dan si anak menuntaskan sekolahnya hingga tingkatan menengah, berpindahlah sang bapak menuju rahmat Allah pada tahun 1934 M yang pada saat itu usia si anak masih 16 tahun. Akhirnya si anak meninggalkan studinya dan mencari pekerjaan untuk hidupnya. Ia menetap di perkampungan bangsa Negro tersebut yang ia tidak mengetahui siapa yang akan melindunginya sedangkan negerinya sendiri dan kerabatnya berada di seberang samudera yang  ia tidak mampu menyeberanginya.

Kemudian ia bekerja di banyak pekerjaan dan berpindah dari satu pekerjaan menuju pekerjaan yang lain, tidak lain karena benturan kebutuhan harian dan bulanannya. Akhirnya ia mendapatikn pekerjaan dari pemilik toko beragama Nasrani. Ia adalah salah satu dari lelaki kulit putih yang tinggal di Afrika Selatan. Pemilik toko tersebut melihat pada diri anak itu tanda-tanda kelebihan, amanah, ikhlas, dan kejujuran. Sedikit demi sedikit ia mempercayai anak itu dan berbuat baik kepadanya. Segala sesuatunya berjalan lancar dan ia bekerja dengan tenang.

Suatu ketika ketenangan tersebut terusik dengan berhembusnya “angin kencang”. Pada suatu hari, seorang pendeta Nasrani mengunjungi teman dekatnya, penjual toko tersebut. Di tengah pembicaraannnya, pendeta itu memalingkan perhatiaannya kepada anak itu, yang dari wajahnya kelihatan jika ia bukan penduduk asli Afrika Selatan. Ia bisa berbicara Bahasa Inggris, Bahasa Zulu [bahasa negara-negara Afrika Tengah dan Selatan] dan Bahasa Urdu [bahasa daerah asalnya]. Anak itu memlikii wajah berseri-seri dan cekatan dalam berkerja. Ia memerintah dan melarang, mengorganisir pekerjaan di toko sampai tuntas dengan ikhlas. Usianya ketika itu 18 tahun atau kurang sedikit.

Pendeta tersebut bertanya kepada temannya: “Siapa nama anak ini?”
Pendeta tersebut bertanya lg dengan perasaan kaget: ”Apakah dia Seorang Muslim?”

Si pemilik toko menjawab: “Ya!”

Maka Pendeta itu berkata: “Tidak kah kau tahu bahwa mereka menghinakan Tuhan kita? dan berkata bahwa Ia adalah Hamba [bukan Tuhan-ed]?”

Penjual toko itu menimpali: ”Akan tetapi ia adalah anak yang jujur dan terpercaya!”

Pendeta itu berkata: “Walaupun seperti itu, ia harus masuk Nasrani atau keluarkan ia tanpa ampun!”

Akhirnya, pendeta itu berhasil mengobarkan fitnah di hati temannya dan menyebabkannya langsung menghadirkan anak tersebut.

Penjaga toko itu berkata: “Aku ingin menyelamatkanmu dari kesesatan!”

Anak itu menjawab: “[Walaupun ia merasa ada harga mahal untuk menerima pertolongan orang itu] Apa itu?”

Penjaga toko tersebut berkata: “Sesungguhnya pendeta ini adalah agamawan yang mulia, ia ingin menyelamatkan domba Tuhan yang hilang dan menolongmu agar engkau menyelamatkan dirimu sehingga Tuhan akan memberkatimu!”

Anak ini mengetahui konsekuensinya, yaitu murtad, maka Ia berkata: “Tidak, saya Muslim!”

Maka pemilik toko itu berkata: “Pikirkan dulu sebelum memutuskan!”

Namun anak itu tetap menolak karena ia tidak mengetahui kecuali ada satu sesembahan yang berhak disembah yakni Allah, adapun Isa adalah Nabiyullah yang mulia, tidak lebih.

Maka berkatalah pendeta tersebut memotong pembicaraan anak itu dan marah dengan keteguhan anak itu terhadap agamanya dan menolak murtad: “Apakah kamu tidak tahu bahwa Islam adalah agama berhala, kalian thawaf di rumah [Ka’bah] yang didalamnya ada batu dan Rasul kalian beristrikan 9 wanita!”

Kemudian pendeta itu meyebutkan semua syubhat [kerancuan] bohong tentang Islam, ia banyak bicara yang tidak satupun dapat meluluhkan hatinya. Anak itu hanya diam untuk menghormati pemilik toko dan ia berkeyakinan bahwa pemilik toko hanya membantu temannya sang pendeta. Akan tetapi beberapi hari sesudah itu, pemilik toko kembali kepada kebiasaannya terdahulu yang mencela dan memerangi Islam dan keyakinannya.

Ia tidak bisa membantah syubhat-syubhat itu karena ia tidak tahu hal tersebut secara sempurna. Maka ia mengambil keputusan yang berada di luar garis kehidupannya, ia memutuskan untuk mempelajari agama Nasrani. Mulailah anak yang mendekati baligh ini mempelajari kitab-kitab mereka secara ilmiah. Maka ia memperhatikan Injil, mempelajarinya hingga menghafalnya di luar kepala, kemudian ia membandingkannya dengan Al-Quran, ia mendapati perbedaan yang banyak. Namun ia belum merasa cukup dan belum hilang hausnya. Maka ia melakukan perjalanan untuk membela Islam.

Pertama yang ia ajak untuk berdebat adalah pemilik toko, tempat dimana ia bekerja. Ia mendebatnya dan membuatnya tidak berkutik. Kemudian ia lanjutkan dengan menantang beberapa pendeta dan ia dapat menjatuhkan mereka melalui tangan mereka sendiri dan mereka tidak dapat mempertahankan kebenaran keyakinan mereka di hadapan ribuan orang yang membanjiri ruang pertemuan.

Ia ingin membungkam mulut orang Nasrani selamanya agar tidak lancang menghina Islam. Maka ia meningggalkan pekerjaaannya pada pemilik toko nasrani tersebut. Ia mulai menemui orang-orang Nasrani yang datang ke Afrika Selatan dan mengajaknya berdiskusi. Ketika dialog dan debat yang ia lakukan telah banyak dan usianya mencapai tiga puluhan tahun, maka ia memulai dialognya dengan kalangan pendeta Nasrani.

Semenjak hari itu, suaranya ibarat petir yang menggelegar hingga negara-negara barat yang Nasrani, gema yang menggoncangkan aula-aula Vatikan. Pembicaraanya menggema di barat dengan diskusi dan dialognya yang terkenal dan melambungkan reputasinya. Dan ia terus menantang dan gaungnya tetap menggema hingga hari ini.

Pembicaraan sekitar pertentangan dalam Injil mendorong gereja, pusat-pusat studi Nasrani dan banyak perguruan tinggi di barat membentuk departemen tersendiri dalam menaggapi dan mendebat dirinya dan buku-bukunya melalui penelitian dan studi mendalam.

Pemilik toko yang biasa dan temannya dari kalangan pendeta diatas telah menggugah akal dan hati anak muslim ini. Mereka telah membangunkan anak yang lemah lembut itu hingga menggemparkan dunia dan mengguncang Vatikan, menggetarkan gereja-gereja mereka dan membongkar banyak kekeliruan dalam agama mereka.

Tahukah kalian siapa nama anak tersebut? Anak tersebut bernama Ahmad Deedat. Oleh karena itu orang-orang Nasrani yang telah hancur ajarannya sangat mewaspadai kemunculan Ahmad Deedat yang lain. Semoga Allah merahmati Ahmad Deedat dan mengampuni segala dosanya.

Rabu, 29 Agustus 2012

Di Masjid Ini Akan Diadakan Festival Anggur dan Bir

APA jadinya jika sebuah masjid dijadikan seperti sebuah Bar? Diadakan didalamnya festival anggur dan bir.

Begitu yang akan terjadi di masjid era Ottoman di Bersyeba, sebuah kota yang diklaim berada di Israel. Tentunya hal ini membuat umat Islam geram dan jengah.

Kepala Hakim Syari’ah Sheikh Yusef Ideis, pada hari Selasa (28/8/2012), mengecam rencana festival anggur dan bir di sebuah masjid era Ottoman di Bersyeba.

Ideis mengatakan dalam sebuah pernyataan, bahwa mengadakan festival di masjid merupakan pelanggaran norma-norma internasional dan provokasi bagi umat Islam.

Masjid ini merupakan tempat kontroversial di kota Israel selatan. Pasukan Israel pernah mengubahnya menjadi bangunan penjara pada tahun 1948.

Namun, kelompok-kelompok HAM dan Komite Islam mengajukan banding ke pengadilan tinggi Israel pada tahun 2002 untuk melanjutkan ibadah di masjid. Setelah pertempuran selama satu dekade, pengadilan tinggi memutuskan bahwa tempat tersebut harus berubah menjadi sebuah museum Islam.

Pada bulan Juni 2012, pelapor khusus PBB Frank La Rue merekomendasikan agar pemerintah kota Bersyeba menerapkan keputusan pengadilan dan juga memungkinkan umat Islam untuk beribadah di masjid.

Sheikh Ideis mendesak Organisasi Kerjasama Islam, PBB dan kelompok hak asasi manusia supaya berusaha mencegah festival yang akan diadakan pada tanggal 5-6 September mendatang.

“Menggunakan pelataran Masjid untuk minum alkohol adalah hal yang sangat dilarang dalam Islam, dan benar-benar tidak sesuai dengan penggunaan masjid yang dimaksudkan untuk beribadah,” tulis pengacara Adalah Aram Mahameed kepada Jaksa Agung.

TRAGEDI SALAH KIRIM EMAIL ( anekdot )

Seorang suami mendapat tugas dinas kerja di luar kota. Setelah tiba, dia langsung check-in di sebuah hotel. Sang suami mendapati komputer dan internet telah terpasang di kamar hotelnya. Dengan gembira ia menulis e-mail mesra kepada istrinya.
Celakanya, tanpa sadar dia salah mengetik alamat e-mail istrinya. Tanpa menyadari kesalahannya, dia tetap mengirimkan e-mail tersebut.

Di lain tempat, seorang wanita [penerima e-mail yang salah] baru saja kembali dari
pemakaman suaminya yang telah wafat. Setelah tiba di rumah, dia langsung mengecek e-mailnya untuk membaca ucapan belasungkawa. Baru saja membaca e-mail pertamanya, dia langsung jatuh pingsan. Anak sulungnya pun membacanya dan ikut jatuh pingsan juga.


Dan ternyata tulisan dari e-mail itu :

To : Isteriku tercinta
Subject : Papa sudah sampai, Ma.... !!!

Papa tahu, pasti Mama kaget tapi senang dapat kabar dariku. Ternyata di sini mereka udah pasang internet juga. Katanya biar bisa berkirim kabar ke orang-orang tercinta di rumah.
Papa baru saja sampai. Di sini rasanya nyaman sekali. Mereka juga sudah mempersiapkan segalanya untuk kedatangan Mama besok.
Nggak sabar deh nungguin Mama. Semoga perjalanan Mama ke sini juga mengasyikkan seperti perjalanan Papa kemarin.
Love you Mama...

NB : Kalau bisa, anak-anak diajak, Ma....

Cara Mengenali Dukun Berbaju Mulia

Dukun akan menggunakan semua cara untuk memperdaya pasiennya, terutama yang sangat awam pengetahuan Syariat Islam, bahkan kalau perlu menggunakan gelar kehormatan ulama, seperti Kyai, Ustadz, habib dan sebagainya.

Untuk itu sahabatku inilah cara mengenali dukun berbaju mulia itu, diantaranya:

Tidak menggunakan nama aslinya tetapi nama yang dikesankan ada "kedikdayaan"
Hobby sekali memamerkan kesaktiannya

Ilmu Syariat agamanya tidak mumpuni
Memanfaat para tokoh untuk melegalisir praktiknya yang sebenarnya tokoh tersebut belum tahu persis praktik tersembunyinya karena sang dukun menampilkan kesan seakan sesuai "Syariat"
Praktiknya"ikhtilaath" menjamah bukan mahramnya
Berani bayar media untuk promosi
Dengan bahasa mahar, infak, namun jelas tarifnya "wah" disertai ancaman kalau tidak segera diobati akan mati, kalau tidak segera ditransfer doanya tidak sampai, penyakit tidak kunjung sembuh dan sebagainya
Disertai aksi tipudaya menakuti seperti bekam darahnya ada cacingnya, rumah ada hantunya, anda Kena santet dan sebagainya
Memberi azimat atau amalan yang tidak berdasar.

Sungguh wajib kusampaikan karena korban sudah berjatuhan, semoga sahabatku selamat dari tipudaya menyesatkan ini.

Kisah Orang Shalih & Gajah yang Menakjubkan

Abu Abdillah al-Qalanisi dalam sebuah perjalanannya dengan mengendarai perahu. Tiba-tiba angin kencang menggoncangkan perahu yang ditumpanginya. Seluruh penumpang berdoa dengan khusyu’ demi keselamatan mereka dan mengucapkan sebuah nadzar.

Para penumpang berkata kepada Abu Abdillah, “Masing-masing kami telah berjanji kepada Allah dan bernadzar agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkan kami. Maka hendaknya kamu juga bernadzar dan bersumpah kepada Allah.” Dia menjawab, “Aku ini orang yang tidak perduli dengan dunia, aku tidak perlu bernadzar.”

Tetapi mereka memaksaku. Lalu aku bersumpah, “Demi Allah, sekiranya Allah Subhanahu wa Ta’ala menyelamatkanku dari musibah yang menimpaku maka aku tidak akan makan daging gajah.”

Mereka bertanya, “Apakah boleh bernadzar seperti itu? Apakah ada orang yang mau makan daging gajah.?” Aku menjawab, “Itulah pilihanku, semoga Allah memberi ganjaran atas lisanku yang mengucapkan kata-kata itu.”

Benar, tidak lama kemudian kapal itu pecah.
Para penumpang terdampar di sebuah pantai. Berhari-hari kami berada di pantai tersebut tanpa makan sesuatu pun.

Ketika kami sedang duduk-duduk beristirahat, ada anak gajah lewat di depan kami. Mereka menangkap anak gajah tersebut, menyembelih lalu memakannya. Mereka menawariku makan seperti mereka. Aku menjawab, “Aku telah bernadzar dan bersumpah kepada Allah untuk tidak makan daging gajah.”

Mereka mengajukan alasan, bahwa aku dalam keadaan terpaksa, sehingga dibolehkan untuk membatalkannya. Aku menolak alasan mereka, aku tetap memenuhi sumpahku. Setelah makan, mereka merasa kenyang lalu tidur.

Pada saat mereka tidur, induk gajah datang mencari anaknya, ia berjalan mengikuti jejak anaknya sambil mengendus-endus. Hingga akhirnya ia menemukan potongan tulang anaknya.

Induk gajah itu pun sampai di tempat istirahat kami, aku memperhatikannya. Satu orang demi satu orang dia ciumi, setiap kali ia mencium bau daging anaknya pada orang itu, maka orang itu diinjak dengan kaki atau tangannya sampai mati. Kini mereka semua telah mati.

Tiba saatnya induk gajah mendekatiku, ia menciumku tapi tidak mendapatkan bau daging anaknya pada diriku. Lalu ia menggerakkan tubuh bagian belakangnya, ia memberi isyarat, kemudian mengangkat ekor dan kakinya.

Dari gerakan tubuh gajah itu aku mengerti bahwa ia menghendaki agar aku menungganginya. Lalu aku naik, duduk di atasnya. Ia memberi isyarat agar aku duduk dengan tenang di atas punggungnya yang empuk. Ia membawaku berlari kencang sehingga malam itu juga aku tiba di sebuah perkebunan yang banyak pepohonan. Ia memberi isyarat agar aku turun dengan bantuan kakinya, maka aku pun turun. Kemudian ia berlari lebih kencang dari pada saat ia membawaku tadi.

Di pagi hari, aku menyaksikan di sekilingku hamparan sawah, perkebunan dan sekelompok orang. Orang-orang tersebut membawaku ke rumah kepala suku. Juru bicara suku itu memintaku berbicara. Kemudian aku ceritakan tentang diriku dan kejadian yang dialami sekelompok orang dan rombongan dalam perahuku.

Juru bicara itu bertanya kepadaku, “Tahukah kamu berapa jauh jarak perjalananmu dengan seekor gajah itu.?” Aku jawab, “Tidak tahu!” Ia menjawab, “Sejauh perjalanan selama 8 hari! Sementara Gajah itu membawamu lari hanya dalam satu malam.”

Selanjutnya aku diperkenankan tinggal bersama mereka di desa tersebut sehingga aku mendapat pekerjaan. Setelah itu aku pulang ke kampungku.

Sumber:: Buku “99 Kisah Orang Shalih”, Penerbit Darul Haq.

LUCUNYA IBADAH VS HOBBY

Lucu ya, uang Rp 20.000-an kelihatan begitu besar bila dibawa ke kotak amal masjid, tapi begitu kecil bila kita bawa ke supermarket. atau mall Jujur saja, kalimat ini begitu kena banget (khususnya kepada saya sendiri).

Gimana nggak, kadang seringnya di antara kita ngisi kotak amal di masjid dengan uang recehan. Makanya, kalo pas kotak amal diedarin ke jamaah yang duduk berderet rapi di shaf-nya masing-masing suka terdengar bunyi nyaring tanda uang recehan jatuh menimpa benda keras (apalagi kalo kotaknya terbuat dari kaleng, lebih keras bunyi gemerincingnya)



Mungkin uang itu pecahan seratus, lima ratus, atau seribu rupiah yang logam. Tapi bukan berarti nggak boleh beramal dengan jumlah seperti itu. Jika ikhlas, insya Allah dapet pahala juga dong.

Begitu pun sebaliknya, meski yang dimasukin pecahan lima puluh ribu tapi nggak ikhlas kan sayang juga ya? Mendingan ngasih lima puluh ribu dan ikhlas kan?

Hehehe.. itu sih, bagus banget atuh ya. Terlepas dari nilai “ikhlas”, kita coba renungkan aja dikit ya, betapa kita masih merasa “pelit” untuk bersedekah. Padahal itu buat kita juga amalannya disisi Allah.

Tapi, kita harus merasa “royal” kalo jajan or belanja di mal. Bawa uang 50 ribu rupiah aja serasa masih kurang. Iya nggak? Kalo saya pernah ngerasa demikian.

Astaghfirullah … Semoga kita, bisa seperti Abdurrahman bin ‘Auf dan sahabat Rasul lainnya yang seperti nggak sayang sama harta. Mereka sedekahkan hartanya untuk urusan dijalan Allah dengan sangat banyak (menurut
kita).

Ngaji VS Nonton Sepakbola ....

Lucu ya, 45 menit terasa terlalu lama untuk dengerin pengajian, tapi betapa pendeknya waktu itu untuk nonton pertandingan sepakbola Yups, memang kadang lucu abis, kalo dengerin pengajian mah rata-rata dari kita baru lima menit berlalu aja mata kita udah merem-melek. Ngantuk! Apalagi kalo sampe harus 45 menit, wah jarang-jarang deh yang bias bertahan dengan penuh semangat dan aktif dengerin dan bertanya kepada nara sumber pengajian.

Tapi kalo kita nonton pertandingan sepakbola ditelevisi, waktu “setengah main” itu terasa pendek banget. Kita terhipnotis oleh aksi bintang-bintang lapangan hijau pujaan kita. Kita pun betah menikmatinya. Nggak terasa, 45 menit berlalu
singkat banget. Lucu ya? ***

Doa VS Ngobrol ...

Lucu ya, seringnya kita susah merangkai kata untuk dipanjatkan saat berdoa kepada Allah SWT, tapi betapa mudahnya cari bahan obrolan bila ketemu teman dan kata-kata dari mulut kita begitu lancar mengalir. Hmm … abis shalat aja, kadang banyak di antara kita yang buru-buru pulang dari masjid atau mushala. Berdoa seperlunya dan mungkin doanya monoton alias yang diucapkan yang itu-itu aja (bosen nggak sih?).

Okelah, mungkin di antara kita ada keperluan sehingga begitu selesai shalat berjamaah, berdoa sebentar dan keluar dari masjid. Nggak apa-apa, karena sebetulnya berdoa sunnah hukumnya.

Cuma, di sini kita sedikit aja merenung dan evaluasi diri : “Apa iya kalo kita berdoa meminta kepada Allah begitu singkatnya? Begitu buru-burunya? Dan nggak pandai merangkai kata dalam berdoa untuk ‘memikat’ Allah SWT?”

Emang iya sih, Allah Maha Tahu apa yang diinginkan hamba-Nya dalam berdoa, tapi adabnya kan kita kudu sopan. Wong sama orang aja kita sopan dan menghargai. Iya nggak? Tapi lucunya pas kita ngobrol bareng teman-teman, ada beban dan lepas aja, gitu. Lain kali ye hawanya? Lucu juga tuh. ***

Sepakbola VS Shalat ....

Lucu ya, betapa serunya perpanjangan waktu dipertandingan sepakbola favorit kita, tapi betapa bosannya kita bila imam shalat tarawih bulan Ramadhan kelamaan bacaannya.

Eh, jujur aja nih, terutama kalo nonton sepakbola dipertandingan final. Kalo hasilnya seri di waktu normal, maka diadakan perpanjangan waktu. Nah, banyak di antara kita yang betah menikmatinya. Apalagi kalo sampe nontonnya berjamaah di kafe. Dijamin seru abis.

Tapi, kalo bacaan ayat dari sang imam pas sholat tarawih panjang dikit aja, kita langsung pegel-pegel, dan nekat ngejatuhin ‘talak tiga’ untuk nggak shalat di masjid itu lagi kalo imamnya orang tersebut.

Walah? Itu sebabnya, masjid or mushala yang melaksanakan shalat tarawih berjamaah dengan imam shalatnya yang biasa ngebut dengan kecepatan tinggi dalam membaca ayat, pasti membludak jamaahnya. Ckckck .. betapa banyak dari kita yang pengennya instan dan serba cepat dalam hal ibadah. ***

Baca al-Qur’an VS Baca Novel ....

Lucu ya, susah banget baca al-Qur’an 1 juz saja, tapi baca novel best sellers 100 halaman pun habis dilalap dalam sekejap dan kita merasa enjoy. Hihih i.. iya juga ya? Waktu sekolah dulu saya bareng temen-temen pernah baca Wiro Sableng yang judulnya “Petaka Gundik Jelita” dan “Lima Iblis dari Nanking” antara 1 sampe 2 jam.

Padahal besoknya mo ujian kimia. Baca al-Qur’an? Hmm .. satu halaman kayaknya udah merasa “beruntung” deh. Ckckck … kenapa ya? Lucu sekaligus sedih kalo mengenang ini.

Rahasianya apa? ..

Mungkin kalo bacaan al-Qur’an cepet bosen karena nggak ngerti artinya. Mungkin juga. Eh, tapi ada juga teman yang asyik banget baca Harry Potter edisi bahasa Inggris-nya sampe berjam-jam kok. Ya, kita sih khusnudzan saja, mungkin juga baca al-Qur’an pun doi sanggup berjam-jam dan berjuz-juz.

Tapi umumnya, kita suka cepet bosen kan baca al-Qur’an lama-lama? Lebih sregep baca novel, baca komik, atau lainnya.

Eh, bukan berarti nggak boleh lho. Silakan aja baca novel. Ini juga sekadar renungan, bahwa ternyata kita lebih susah dan lebih banyak malasnya untuk baca al-Qur’an ketimbang baca bacaan lainnya. Tul nggak? ***

Konser Musik VS Shalat Jum’at ...

Lucu ya, orang-orang pada berebut untuk dapetin tempat di barisan paling depan ketika nonton konser musik, tapi berebut cari shaf paling belakang bila shalat Jum’at agar bisa cepat keluar.

Coba deh tengok acara konser musik di televisi, banyak orang rebutan untuk mendapatkan ’shaf’ terdepan biar bisa ngelihat dengan jelas bintang pujaannya, syukur-syukur kalo sampe bisa salaman.

Kalo pun harus bayar, banyak di antara kita yang rela ngeluarin duit untuk nebus tempat strategis di arena konser. Tapi pas shalat Jum’at mah, nyari tempat dishaf paling belakang biar cepet keluar, atau paling nggak nyari dinding or tiang untuk nyender. Lucu ya? ***

Dakwah VS Gossip ...

Lucu ya, susahnya orang diajak untuk partisipasi dalam dakwah, tapi mudahnya orang berpartisipasi dalam menyebar gossip. Ckckck… untuk ngajak dakwah susahnya setengah hidup. Alasannya macem-macem. Entah dengan alasan karena belum cukup ilmu, atau karena malu.

Sehingga bikin lidah kelu. Tapi begitu ada yang ngomporin untuk ngegossip, lidahnya langsung fasih dan ikut nyebarin lagi. Wuih, aneh ya? Lucu ya? Padahal, tentu saja, nilai perbuatannya lain banget. Kalo dakwah insya Allah dapet pahala, tapi ngegossip? Selain dibenci orang, juga dibenci Allah SWT.

Amit-amit deh. Tapi, kenapa banyak di antara kita yang hobi ngegossip ketimbang semangat dakwah? Semoga menjadi renungan…***

Media Massa VS al-Qur’an ....

Lucu ya, kita begitu percaya banget pada apa yang disampaikan media massa, tapi kita sering mempertanyakan apa yang disampaikan al-Qur’an. Jujur saja, media massa saat ini menjadi salah satu kekuatan untuk melakukan perubahan sosial, politik, ekonomi dan sebagainya.

Banyak dari kita yang percaya begitu saja dengan apa yang disampaikan media massa. Kasus2 peledakkan bom, media massa hampir di seluruh dunia selalu langsung “menuding” Islam dan kaum muslimin berada di balik serangan tersebut.

Eh, kita yang baca, banyak juga yang kemudian terprovokasi dan ikut-ikutan menjatuhkan vonis kepada Islam dan umatnya. Apa nggak bahaya banget tuh? Tapi kita, kaum muslimin, ada juga yang masih mempertanyakan apa yang disampaikan oleh al-Qur’an.

Isinya diutak-atik dan dipersepsi sendiri demi keuntungan dan tujuan tertentu. Kebalik-balik memang. Padahal, dalam surat al-Baqarah ayat 2 saja Allah SWT sudah menjamin bahwa al-Qur’an itu “laaroiba fiihi” alias tidak ada keraguan di dalamnya. Nggak cuma itu, ayat tersebut melanjutkan (yang artinya) : “Petunjuk bagi mereka yang bertakwa.”

Yups, al-Qur’an itu pasti kebenarannya, dan sekaligus petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Jadi, mengapa harus mempertanyakan lagi apa yang disampaikan Allah dalam al-Qur’an?

Tapi dalam waktu bersamaan, kita lebih percaya kepada media massa (bahkan ada yang sampe nggak perlu ngecek kebenarannya), padahal nggak jarang isinya berupa ‘kabar burung’ dan juga informasi yang sesat dan menyesatkan. ***

Surga Pengen, Beramal Ogah ....

Lucu ya, pengen masuk surga, tapi ogah beramal. Hmm .. ini sih bukan hanya lucu, tapi juga aneh bin ajaib. Emangnya surga gratis? Nggak lha yauw. Kita-kita aja masih was-was, khawatir amalan baik selama ini nggak keterima karena mungkin nggak ikhlas. Lebih sedih lagi seharusnya jika kita berharap surga tapi nggak pernah (atau sedikit) beramal baik.

Sobat muda muslim, banyak di antara kita yang kepengen masuk surga, tapi diminta untuk shalat aja susahnya setengah mati.

Banyak juga di antara kita yang pengen dapetin surga-Nya, tapi diminta untuk taat dan patuh sama ajaran-Nya aja ogah. Itu sih sama artinya ngarepin dapet uang pensiun tapi tanpa kerja selagi usia produktif.

Lucu dan aneh banget kan? Pengen masuk surga tapi tanpa beriman dan tanpa beramal shaleh, kira-kira mungkin nggak? Mimpi kaliii yeee!

Ini sedikit renungan aja buat kita semua. Semoga kita mulai berbenah dalam hidup ini. Mumpung masih muda. Selagi mudah untuk melakukan berbagai amal kebaikan, jangan sia-siakan waktu kita.

Kita bisa berbuat lebih banyak. Karena kita nggak pernah tahu kapan kita dijemput oleh Malaikat Izrail untuk menghadap Allah SWT dan mempertanggung-jawabkan perbuatan kita selama di dunia.

Mumpung masih ada waktu, sebisa mungkin kita mengumpulkan banyak amal baik untuk bekal di akhirat kelak. Rasulullah SAW telah bersabda : “Bersegeralah menunaikan amal-amal kebajikan.
Karena, saatnya nanti akan datang banyak fitnah, bagaikan penggalan malam yang gelap gulita.

Betapa bakal terjadi seseorang yang di pagi hari dalam keadaan beriman, di sore harinya ia menjadi kafir.

Dan seseorang yang di waktu sore masih beriman, keesokan harinya menjadi kafir. Ia menjual agamanya dengan komoditas dunia.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Semoga kita semua dimudahkan oleh Allah Ta’ala untuk melakukan amalan yang baik sesuai ajaran Islam. Ditanamkan dalam hati kita untuk gampang menerima kebenaran dan mengamalkannya. Semoga.

...